Sukses

Menko Darmin: Inflasi 2016 Sesuai Perkiraan

Menko Darmin mengatakan pencapaian laju inflasi di 2016 yang terkendali ini tidak terlepas dari jerih payah semua pihak.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan angka inflasi yang sudah dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 2016 sesuai perkiraan.

Pencapaian laju inflasi yang terkendali ini dikatakan Darmin tidak terlepas dari jerih payah semua pihak dalam menjaga harga, baik harga pangan, BBM, dan lain sebagainya.

"Kalau angkanya 0,42 memang lebih tinggi sedikit dari bulan lalu, tapi itu oke," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Hanya saja, Darmin mengaku tidak akan puas dengan pencapaian inflasi di 2016. Ini karena pada 2017, akan banyak pekerjaan rumah jika ingin mengulangi kesuksesan tahun lalu.

Menurut dia, beberapa faktor yang akan memicu naiknya inflasi antara lain, penyesuaian tarif listrik di kalangan tertentu dan naiknya harga minyak dunia yang memicu kenaikan BBM.

"Tapi untuk sama dengan tahun lalu, enggak. Kita akan berusaha supaya nggak keluar dari range yang disepakati pemerintah dan BI. Yaitu 4 plus minus 1. Bisa tiga bisa sampai ke lima," terang Darmin.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,42 persen pada Desember 2016. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Desember) mencapai 3,02 persen.

"Dengan demikian inflasi di 2016, atau secara tahun kalender Januari-Desember sebesar 3,02 persen," ujar ‎Kepala BPS Suhariyanto.

Dia mengatakan, dari 82 kota yang disurvei  BPS, 78 kota mencatat inflasi dan empat kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 2,25 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Manado yaitu 1,52 persen.

"Inflasi tertinggi di Lhokseumawe sebesar 2,25 persen. Kemudian di Padang Sidempuan. Sedangkan untuk deflasi terendah di Manado yaitu -1,52 persen," dia menuturkan.

Menurut Suhariyanto, data inflasi ini menunjukan harga berbagai komoditas di Desember 2016 relatif terkendali dibandingkan periode yang sama di 2015. (Yas/nrm)