Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan mahalnya harga cabai hingga menembus Rp 200 ribu per kilogram (kg) di Samarinda akibat faktor cuaca yang mempengaruhi pasokan cabai. Kondisi ini diperparah dengan adanya permainan dari segelintir pedagang.
"Ini musim kemarau basah, bukan hanya buah cabai yang busuk tapi juga ada hamanya. Saya kan juga tanam cabai dan saya lihat cabai begitu mau matang mulai busuk karena ada hama," terang dia di kantornya, Jakarta, Rabu (4/1/2017).
Selain itu, Darmin menduga ada permainan dari segelintir pedagang yang memanfaatkan kenaikan harga cabai supaya harga terus bergerak naik.
"Tentu ada yang main-main, namanya juga orang kalau harga lagi naik, ada pedagang kerjanya tunggu dulu ah, simpan dulu, siapa tahu naik lagi. Ada yang begitu," ucapnya.
Namun demikian, Darmin mengaku banyak pedagang menjual barang secara jujur. Mereka hanya menaikkan harga dalam batas wajar.
"Secara umum pedagang tidak begitu. Kalau dia beli Rp 70 ribu, jualnya Rp 75 ribu-Rp 80 ribu per kg. Jadi jangan kemudian dilihat sebagai sesuatu kejahatan," tegas Mantan Gubernur Bank Indonesia itu.
Dia pun memberi sinyal pemerintah belum akan mengambil jalan impor cabai untuk menekan harga cabai. "Tidak mudah melakukan impor cabai. Orang Indonesia juga tidak suka dengan cabai dari Thailand," Darmin menerangkan.
Dalam waktu dekat, dia mengatakan, akan segera berkoordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman untuk segera mengirim cabai ke Samarinda dari sentra produksi cabai yang mengalami surplus.
"Memang tidak ada jalan lain, kita akan usahakan mengirim barang ke Samarinda dari daerah lain, karena di daerah lain harganya tidak sebesar itu. Saya akan koordinasi dengan Mentan," tandas Darmin.(Fik/Nrm)