Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat. Penguatan rupiah didukung dari sentimen eksternal dan internal.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (5/1/2017), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 73 poin menjadi 13.367 pada pembukaan perdagangan. Pada penutupan kemarin, rupiah berada di kisaran 13.440 per dolar AS.
Pada Kamis siang, rupiah sempat di kisaran 13.315 per dolar AS. Hingga Kamis siang, rupiah bergerak di kisaran 13.303-13.385 per dolar AS.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menguat 108 poin ke level 13.370 per dolar AS dari periode perdagangan 4 Januari 2017 di kisaran 13.478.
Baca Juga
Ekonom Bank Permata Joshua Pardede menuturkan, indeks dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama berimbas positif ke rupiah. Data ekonomi Eropa yaitu inflasi dan aktivitas bisnis yang positif menurut Joshua telah mengangkat euro terhadap dolar AS. Selain itu, pelaku pasar juga menanti pelantikan presiden terpilih AS Donald Trump.
"Dolar AS melemah kita (rupiah) diuntungkan," ujar Joshua saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan dari sentimen internal, Joshua menuturkan, ada sejumlah data ekonomi Indonesia yang membuat minat investor asing besar untuk investasi di Indonesia pada awal tahun. Rilis data inflasi 2016 sekitar 3,02 persen dan sesuai target Bank Indonesia (BI) plus minus empat persen menjadi sentimen positif.
Sentimen positif lainnya terhadap nilai tukar rupiah yaitu realisasi sementara defisit anggaran di bawah 2,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Joshua menambahkan, di pasar obligasi, imbal hasil obligasi Indonesia turun sekitar 10 basis poin untuk setiap tenor. "Lelang surat utang negara (SUN) juga cukup berhasil. Oversubcribed dua kali. Minat investor cukup besar awal tahun ini," tambah dia.
Joshua memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menguat dalam jangka pendek.
Advertisement