Sukses

Pangkas Jam Kerja di Swedia Telan Biaya Lebih Besar

Swedia sedang uji coba untuk mengurangi jam kerja menjadi enam jam. Salah satunya di kota Gothernburg.

Liputan6.com, Jakarta - Swedia yang menanti pemotongan jam kerja menjadi enam jam mendapatkan kabar buruk. Hal itu lantaran pemotongan jam kerja lebih besar biayanya ketimbang manfaatnya.

Percobaan memangkas jam kerja selama dua tahun ini mendekati tahap akhir. Dari percobaan itu menunjukkan meski waktu kerja dipotong tetapi tingkat gaji tetap. Salah satu contohnya gaji perawat di rumah lansia Svartedalen di kota Gothernburg, Swedia masih tetap sama. Memang dampaknya positif lantaran perawat merasa sehat, kurangi waktu cuti sakit, dan perawatan kesehatan pasien meningkat.

Meski demikian kota tersebut tidak berencana untuk menetapkan pemotongan jam kerja itu jadi permanen atau memperluas fasilitas lainnya. Hal itu lantaran membutuhkan lebih banyak biaya dan bahkan bantuan dari pemerintah pusat.

Untuk mengurangi jam kerja 68 perawat di rumah lansia tersebut maka harus sewa 17 staf tambahan dengan biaya sekitar 12 juta kronor atau sekitar US$ 1,3 juta.

"Ini terkait biaya lebih tinggi. Ini terlalu mahal untuk melaksanakan pemangkasan jam kerja dengan alasan waktu lebih tepat," ujar Daniel Bernmar, politisi dari sayap kiri seperti dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (6/1/2017).

Gothenburg menjadi salah satu kota yang masuk dalam uji coba pemangkasan waktu kerja di Swedia.  Secara historis, data menunjukkan kalau rata-rata jam kerja yang panjang sudah tak berlaku di Swedia. Namun saat ini tidak ada rencana untuk menetapkan jam kerja selama 6 jam di tingkat nasional.

Meski demikian, adanya tambahan rekrutmen pegawai oleh pemerintah kota telah membantu pemerintah pusat dengan mengurangi biaya pengangguran sekitar 4,7 juta kronor selama 18 bulan.

Bernmar mengatakan, kalau pihaknya ingin melihat riset lebih dalam apakah memang pemangkasan jam kerja lebih menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi masyarakat secara keseluruhan. Salah satu argumennya kalau seseorang yang bekerja di profesi padat karya maka hal itu dapat perpanjang waktu bekerjanya.

"Saya percaya jam kerja lebih pendek menjadi solusi jangka panjang," ujar dia.

Prancis Masih Pikir-pikir

Sementara itu, perdebatan jam kerja kini sedang jadi sorotan di Prancis. Salah satu calon presiden Francois Fillon berjanji untuk mengkaji pemotongan kerja menjadi 35 jam dalam seminggu.