Sukses

Industri Makanan Minta Cukai Plastik Tak Diterapkan

Pelaku industri makanan dan minuman berharap pemerintah tidak jadi menerapkan kebijakan cukai plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaku industri makanan dan minuman berharap pemerintah tidak jadi menerapkan kebijakan cukai pada kemasan plastik atau cukai plastik. Kebijakan tersebut dinilai akan mengganggu iklim usaha khususnya di sektor industri makanan dan minuman.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan‎, dalam kondisi ekonomi seperti saat ini, sektor industri sangat riskan terhadap perubahan kebijakan yang diterapkan pemerintah. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan berdampak negatif pada pertumbuhan industri.

"Saya berharap pemerintah tidak membuat aturan yang aneh-aneh, yang bisa ganggu industri. Kita ini sedang dalam situasi rawan sekali," ujar‎ dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (9/1/2017).

Adhi menyatakan, pengenaan cukai pada kemasan plastik akan semakin membebani para pelaku industri. Sebab, biaya produksi akan meningkat dan mau tidak mau akan berdampak pada harga jual sebuah produk. "Ada cukai plastik, nanti akan membebani kita," ‎kata dia.

Selain itu, lanjut Adhi, kebijakan ini dikhawatirkan akan berdampak pada daya beli masyarakat karena naiknya harga jual produk. Oleh sebab itu, pelaku industri akan kembali berbicara dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) agar membatalkan penerapan kebijakan. ‎"Mudah-mudahan ini tidak terjadi. Kami akan jelaskan lagi ke Kemenkeu. Karena, membebani daya saing daya beli," tandas dia.

Sebelumnya pada 22 Desember 2016, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih juga meminta pengenaan cukai plastik ditunda. Pengenaan cukai ini dinilai akan menjadi beban bagi IKM.

Gati mengungkapkan, pihaknya terus berupaya menggenjot pertumbuhan IKM di dalam negeri. Namun pengenaan cukai ini dinilai berpotensi mengganggu laju pertumbuhan sektor industri tersebut.

"Kalau kita inginnya industri ini jangan direcokin dulu. Karena kita tahu industri ini biarkan saja dulu, nanti kalau industri sudah maju. Kita kan mau gedein IKM nih biar bisa suplai dalam negeri. Kalau industrinya sudah maju, barulah (dikenakan cukai plastik)," ujar dia.

Gati menuturkan, dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil pada saat ini seharusnya bisa menjadi peluang bagi IKM untuk tumbuh signifikan. Namun hal ini tidak akan terelisasi jika pengenaan ‎cukai plastik tersebut tetap diterapkan di tahun depan.

"Sekarang kan mereka belum apa-apa. Namanya penjualan belum mantep, kalau sudah digrogotin ini kan kasian. Sekarang ekonomi sudah mulai naik, kalau diberlakukan nanti malah kesendat ini industrisnya. Mereka kan duitnya nggak banyak, kalau dimintain kan pusing jadinya," kata dia.

Oleh sebab itu, Gati berharap pengenaan cukai plastik ini ditunda. Menurut dia, penundaan ini akan menjadi insentif bagi IKM yang tengah berkembang. (Dny/Gdn)