Liputan6.com, New York - Harga emas terus naik usai terlepas dari aksi jual yang tinggi di akhir tahun lalu dan melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir laman Wall Street Journal, Selasa (10/1/2017), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup naik 1 persen ke posisi US$ 1.184,90 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Melemahnya dolar turut membantu mendukung kenaikan harga emas. Indeks Dolar WSJ baru-baru ini tercatat turun 0,2 persen menjadi 92,65. Harga emas menjadi lebih murah untuk pembeli asing seiring pelemahan dolar.
Menurut analis, aset safe-haven telah kembali menjadi perhatian karena harga telah jatuh ke posisi terendah dalam multi-bulan.
James Steel, Kepala Analis Logam Mulia di HSBC, mengatakan penurunan harga emas telah memicu permintaan fisik di pasar negara berkembang termasuk China. "Beberapa bertahan dengan permintaan fisik yang moderat ," kata Steel.
Namun, emas dapat terus menghadapi tantangan dari penguatan dolar AS, kenaikan suku bunga dan ketidakpastian atas implikasi politik dan ekonomi dari pemerintahan Donald Trump.
Baca Juga
Analis Citi menulis Senin bahwa mereka memperkirakan reli emas hanya berlangsung singkat, terpicu investor yang hanya mencari posisi short dan barang murah.
"Sebagian besar berharap pada harga emas akan konsolidasi pada minggu ini karena kami menunggu pelantikan Presiden Donald Trump. Setelah itu kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih baik dari kebijakannya selama menjabat," kata Jonathan Chan, Analis Investasi di Phillip Futures.
Advertisement