Sukses

Menunggu Data Ekonomi, Rupiah Menguat ke 13.325 per Dolar AS

Para pedagang sedang menata ulang portofolio mereka sambil menunggu pelantikan presiden AS Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Pelaku pasar menunggu beberapa data ekonomi yang akan keluar pada pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (16/1/2017), rupiah dibuka di angka 13.325 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.338 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.319 per dolar AS hingga 13.377 per dolar AS. Jika dilihat dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,86 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.354 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan perdagangan Jumat lalu yang ada di angka 13.308 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS terus berayun menguat dan melemah karena beberapa sentimen. Penjualan ritel pada Desember 2016 kemarin mengalami kenaikan 0,6 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. meskipun naik tetapi di bawah estimasi dari para analis yang ada di angka 0,7 persen.

Selain itu, para pedagang juga sedang menata ulang portofolio mereka sambil menunggu pelantikan presiden AS Donald Trump. Beberapa kebijakan yang diungkapkan Trump semasa kampanye bakal menjadi perhatian dari pelaku pasar seperti pembangunan infrastruktur dan pemotongan pajak.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, pada perdagangan Jumat lalu, rupiah melemah bersama mayoritas kurs di Asia. Pada perdagangan hari ini, ruang penguatan rupiah masih tersedia walaupun kekhawatiran menjelang inagurasi Trump minggu ini bisa menghadirkan volatilitas tinggi dengan bias pelemahan.

"Hari ini ditunggu neraca perdagangan yang diperkirakan surplus US$ 600 juta," jelas dia. Selain itu pada pekan ini juga ditunggu RDG BI yang diperkirakan belum mengubah BI RR rate. (Gdn/Ndw)