Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, suplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2016 sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peningkatan ekspor nasional.
Enggar mengungkapkan, meski kondisi ekonomi global belum sepenuhnya membaik di 2016, namun ekspor Indonesia dinilai mengalami tren positif pada tahun lalu. Kinerja ekspor Indonesia terus mengalami perbaikan hingga dipenghujung tahun lalu.
"Kami berusaha betul atas perintah Presiden Jokowi untuk meningkatkan itu (ekspor), walaupun tetap dengan kondisi ekonomi global yang belum membaik kita belum bisa maksimal. Tetapi terjadi tidak turun terus begini, kita sudah ada perbaikan," ujar dia di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (16/1/2017).
Advertisement
Dia menjelaskan, pada tahun lalu, ekspor Indonesia, khususnya untuk sektor non-migas, mulai menunjukan tanda-tanda recovery. Hal tersebut juga diharapkan bisa berlanjut ada tahun ini. "Kami akan mengusahakan dan kami berupaya betul di tengah kondisi seperti ini kita upayakan untuk tingkatkan ekspor terutama non-migas," kata dia.
Demikian juga untuk impor. Enggar menyatakan impor barang konsumsi juga mengalami penurunan seiring dengan munculnya kesadaran masyarakat untuk lebih banyak menggunakan produk dalam negeri.
Baca Juga
"Demikian juga dengan impornya. Impor bahan baku akan pararel dengan kegiatan industri kita. Tetapi impor barang jadi sudah terjadi penurunan ini akibat dari kesadaran masyarakat mau menggunakan produksi dalam negeri. Nah keseimbangan pasar versi kita akan upayakan terus," jelas dia.
Sementara untuk tahun ini, lanjut Enggar, dirinya berharap suplus neraca perdagangan ini bisa terus berlanjut. Namun dia belum menetapkan target ekspor Indonesia di 2017 ini.
"Kita upayakan untuk tingkatkan ekspor terus di daerah-daerah baru (negara baru tujuan ekspor). Saya belum berani bicara target angka," tandas dia
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia di Desember 2016 sebesar US$ 990 juta. Secara keseluruhan sepanjang Januari-Desember tahun lalu mencapai surplus US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi dibanding realisasi 2015.
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan, kinerja ekspor di akhir 2016 sebesar US$ 13,77 miliar atau lebih besar dibanding capaian impor senilai US$ 12,78 miliar di Desember 2016.
"Jadi surplus neraca dagang di Desember sebesar US$ 0,99 miliar," ujar dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Desember 2016, di Kantor Pusat BPS.
Kinerja surplus neraca perdagangan akhir tahun lalu ini, Suhariyanto menuturkan, berasal dari ekspor non migas yang masih mencetak surplus US$ 1,45 miliar. Sementara neraca perdagangan migas defisit US$ 455,8 juta.
Sedangkan untuk surplus sepanjang 2016, tercapai US$ 8,78 miliar. Realisasi ekspor senilai US$ 144,43 miliar selama Januari-Desember 2016, sementara impor tercatat lebih rendah US$ 135,65 miliar.
"Surplus di 2016 sebesar US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi dibanding pencapaian surplus di periode Januari-Desember 2015 senilai US$ 7,67 miliar," kata Suhariyanto.
Dia menuturkan, surplus neraca perdagangan kumulatif ini karena realisasi neraca perdagangan di Januari-Desember 2016 untuk non migas mencetak surplus lebih besar, yakni senilai US$ 14,42 miliar. Sementara neraca dagang migas masih defisit US$ 5,64 miliar.
"Meskipun masih mencetak surplus, kinerja ekspor Indonesia masih turun dibanding realisasi 2015. Itu karena ekspor kita belum pulih sepenuhnya," kata dia. (Dny/Gdn)