Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengangguran diperkirakan mencapai 200 juta pada 2017 dan angka itu merupakan rekor tertinggi baru. Hal itu berdasarkan riset yang dilakukan oleh International Labor Organization atau Organisasi Buruh Internasional (ILO).
ILO menyatakan, pengangguran global diperkirakan naik 3,4 juta pada 2017 dan akan menjadi 2,7 juta pada 2018. Hal itu terjadi lantaran jumlah tenaga kerja tumbuh lebih cepat dari pekerjaan yang diciptakan.
"Pertumbuhan ekonomi juga mengecewakan. Ini menggambarkan kekhawatiran bagi ekonomi global dan kemampuannya untuk menghasilkan lapangan kerja yang cukup," ujar Direktur ILO Guy Ryder, seperti dikutip dari laman CNN Money, seperti ditulis Rabu (18/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dalam laporan terpisah, ILO juga menyebutkan bahwa pertumbuhan upah global cenderung melambat dalam empat tahun pada 2015. Sedangkan gaji di negara maju naik, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Jerman. Meski demikian, hal ini tidak dapat diimbangi di tempat lain.
Para pekerja yang mengalami kemiskinan masih tetap tinggi jumlahnya. Hal itu terjadi di Asia Selatan dan sub-Sahara Afrika. Bahkan, di wilayah tersebut terjadi kemiskinan yang ekstrem.
ILO memprediksi di negara berkembang, terutama di Amerika Latin, akan terjadi peningkatan pengangguran yang besar pada 2017. Sedangkan pengangguran akan turun di Eropa, AS, dan Kanada.
ILO juga memperingatkan bahwa pengangguran jangka panjang menjadi masalah besar di Eropa dan Amerika Utara. Hampir setengah pengangguran di Eropa dan seperempat di AS telah mencari pekerjaan selama lebih dari enam bulan.