Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia memprediksi banyak sekali ketidakpastian kebijakan ekonomi global dan gejolak keuangan dunia. Apalagi setelah Donald Trump terpilih jadi presiden Amerika Serikat (AS).
Selain itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez menilai sosok Donald Trump dinilai sangat berbeda dengan presiden AS sebelumnya.
"Kami amati Presiden terpilih ini sama sekali berbeda dengan Presiden sebelumnya. Seorang Presiden yang suka mengejutkan banyak orang, seperti penunjukkan orang di posisi tertentu, di mana oraang itu pernah mengkritik kebijakan yang ada," jelas dia, seperti ditulis Rabu (18/1/2017).
Chaves menuturkan, Donald Trump menunjuk para miliarder masuk sebagai calon menteri di kabinetnya, kemudian membuat kebijakan luar negeri yang sangat aneh. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi, banyak yang melihat hal-hal menakutkan, tapi belum bisa dibuktikan. Jadi ini penuh ketidakpastian" ujar dia.
Namun demikian, Chaves meminta pemerintah Indonesia tidak mengkhawatirkan perubahan ekonomi di AS, Eropa, dan negara lain di dunia. Hanya saja, Indonesia harus bersiap menghadapi kondisi tersebut dengan strategi, jurus, maupun upaya untuk meningkatkan perekonomian.
Baca Juga
"Tidak perlu cemas. Tapi Indonesia harus meningkatkan sistem perekonomiannya, sehingga mampu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi yang tidak bisa diterima di tataran global. Berdoa dan bersiap," kata Chaves.
Berdasarkan laporan Bank Dunia tersebut, dia menuturkan, kredibilitas kebijakan fiskal Indonesia telah membaik seiring dengan penetapan sasaran penerimaan yang lebih realistis dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Namun untuk meningkatkan pendapatan pajak Indonesia masih perlu mempercepat reformasi administrasi dan kebijakan pajak.
"APBN 2017 telah memperbaiki mutu belanja pemerintah Indonesia, termasuk menjaga alokasi belanja yang lebih besar untuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial, serta menetapkan sasaran yang lebih baik untuk subsidi energi dan program bantuan sosial masyarakat miskin," tambah Chaves.
"Penting bagi Indonesia untuk menjaga momentum reformasi ini agar sasaran pembangunan lebih cepat tercapai," kata dia.
Chaves menyarankan, ada dua aksi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan mutu belanja pemerintah. Pertama, realokasi belanja ke sektor-sektor prioritas dengan tingkat belanja yang masih rendah dan bisa membawa dampak terbesar kepada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan.
Advertisement
Sektor-sektor tersebut termasuk infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial. Kedua, memaksimalkan dampak belanja di semua sektor, termasuk pertanian, pendidikan, dan bantuan sosial.