Liputan6.com, Jakarta Visi revolusi mental Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sebuah cerita tersendiri dalam World Economic Forum (WEF) 2017 di Davos, Swiss.
Memanfaatkan ajang yang dihadiri para pemimpin dari seluruh dunia itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengajak dunia melihat bagaimana revolusi mental berhasil mengangkat perekonomian Indonesia.
“Perubahan pola pikir masyarakat untuk menjadi bangsa besar dan cita-cita yang kuat berdasarkan Pancasila telah berhasil menyelesaikan pekerjaan rumah besar negeri ini dan membuat Indonesia bergerak cepat,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (20/1/2017).
Dalam satu tahun terakhir, lanjut Enggar, Indonesia melaju menjadi salah satu dari 10 Top Improvers dalam peringkat Ease of Doing Business. Dalam rating tersebut, peringkat Indonesia naik dari 109 pada 2015 ke peringkat 91 pada 2016. Ini menandakan negeri ini semakin memberi kemudahan dalam berbisnis.
“Dengan terus melakukan Revolusi Mental dan menerjemahkannya ke dalam tindakan nyata, Indonesia kelak bisa menjadi salah satu dari 40 negara yang ramah dalam melakukan bisnis pada akhir 2019," kata dia.
Indonesia Night
Mengulang kesuksesannya pada 2013, 2014, dan 2016 lalu, ajang Indonesia Night pada WEF juga kembali digelar. Tahun ini, ajang untuk mempromosikan citra baik Indonesia di mata dunia tersebut diusung berbeda.
Advertisement
Acara didahului oleh diskusi panel yang menghadirkan Menteri Kabinet Kerja dan Pengusaha. Selain Enggar, para Menteri yang menjadi pembicara adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
“Indonesia Night menjadi sarana untuk memperkuat nation branding sekaligus lebih memperkenalkan segenap potensi kekayaan sumber daya alam, produk, keunikan budaya, serta meng-update kontribusi Indonesia terhadap perekonomian dunia kepada para CEO dunia yang hadir di WEF,” ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda.
Peningkatan nation branding Indonesia jadi satu faktor penting demi menggaet perhatian serta menarik minat dan kepercayaan dunia internasional.
Untuk itu, Arlinda menyatakan, butuh upaya terstruktur, sinergis, terintegrasi, simultan, dan berkelanjutan untuk membangun citra positif Indonesia dengan merangkul semua pihak terkait.
Indonesia Night terselenggara berkat kerja sama dengan BKPM, Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Jenewa, Swiss, KBRI di Bern, Swiss, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perindustrian, dan Komunitas Bisnis Indonesia yang menjadi anggota WEF.
“Demi meningkatkan nation branding Indonesia yang positif, semua pihak harus senantiasa bekerja keras dan bersinergi dalam meningkatkan kinerjanya masing-masing sehingga memperoleh hasil kinerja yang terus meningkat,” tandas Arlinda.
Usai berdiskusi, para tamu disuguhi sajian aneka kuliner nusantara yang memeriahkan suasana Indonesia Night 2017. Menu khas nusantara yang memanjakan para tamu antara lain lumpia sayur, soto bandung, nasi kecombrang, nasi ijo, nasi kuning, rendang, ayam sambal matah, udang balado kentang, urap sayur, oreg tempe, aneka sambal, dan aneka kerupuk.
Camilan khas Indonesia pun tak ketinggalan memanjakan lidah para tamu, yakni sekoteng, pisang gencet, singkong goreng, dan urap jagung. Pengalaman merasakan keramahtamahan Indonesia juga dimeriahkan lewat pertunjukan seni dan budaya seperti keroncong oleh Endah Laras dan musik sasando.