Sukses

PLN Diminta Segera Selesaikan Masalah di PLTGU Jawa I

Percepatan penandatanganan PPA penting agar pembangunan PLTGU Jawa I segera terselesaikan.

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi VII DPR Aryo Djojohadidkusumo berharap PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) segera menuntaskan permasalahan yang ada pada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1.

Masalah dimaksud seperti rendahnya bankablity dan suplai LNG. "Kalau sudah begitu, ngapain ditunda yang semakin memberikan ketidakpastian. Makanya saya mengimbau PLN untuk lebih transparan dalam penyampaian alasan-alasan mengenai penundaan penandatanganan PPA. PLN harus konsisten dalam penyampaian alasan keterlambatan," kata dia, Jumat (20/1/2017).

Untuk itu, Aryo meminta PLN segera menuntaskan persoalan ini. Percepatan penandatanganan PPA penting, agar pembangunan PLTGU segera terselesaikan, guna mendukung pertumbuhan ekonomi. 

"Ke depan, hendaknya tidak ada lagi masalah miskomunikasi antara tim suplai bahan bakar pembangkit dan tim negosiasi PPA," kata dia.

PLN mengakui bahwa penandatanganan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 masih terkendala.

Terdapat delapan masalah yang belum disepakati antara PLN dan konsorsium pemenang tender. Di antaranya, persoalan pada bankability dan suplai gas.

Demikian disampaikan Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso. "Di dalam pembahasan, mengerucut delapan item pokok yang sudah dibahas beberapa kali. Di antaranya masalah bankability dan suplai gas. Soal bankability menjadi konsen sejak awal, karena kalau proyek tidak bankable akan sulit mendapat pendanaan. Sedangkan suplai gas kita yang akomodasi," dia menjelaskan.

Iwan menambahkan, dalam mendiskusikan penandatanganan PPA, kedua permasalahan itulah yang antara lain mengemuka. Namun pembahasan PPA tersebut bukan lagi proses negosiasi, karena negosiasi sudah selesai dan keluar pemenang.

Proses ini, lanjut Iwan, membutuhkan klarifikasi apabila ada kalimat yang dirasa tidak jelas. "Jadi itulah kenapa prosesnya panjang," jelas Iwan.

Sebelumnya, mantan Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Fahmy Radhi menegaskan, bahwa persoalan rendahnya bankability PLTGU Jawa 1 erat terkait dengan ketidakpastian pasokan gas untuk pembangkit.

Dalam hal ini, ketidakpastian pasokan LNG yang menyebabkan bankability menjadi rendah. Dan kondisi tersebut, kata Fahnmy, membuat tingkat ketidakpastian PLTGU Jawa 1 menjadi sangat tinggi, sehingga bankabilty-nya anjlok.

"Ini bukti PLN sangat tidak konsisten. Dulu mereka yang mengubah skim tender. Sekarang, ketika skim sudah diubah yaitu pasokan LNG ditangani PLN, ternyata mereka tidak mampu. Ini persoalan internal PLN," kata Fahmy.