Sukses

BUMN China Investasi Properti Senilai Rp 2 Triliun di Tangerang

Industri properti di dalam negeri terus menarik minat investor asing.

Liputan6.com, Jakarta Industri properti di dalam negeri terus menarik minat investor asing. Kali ini BUMN China yang bergerak di bidang konstruksi enjinering, China Triumph International Engineering Co, Ltd (CTIEC) ikut menanamkan investasi untuk pengembangan proyek superblok senilai Rp 2 triliun di Tangerang, Banten.

Pengembangan superblok bernama Lumina City dilakukan pengembang lokal, PT Indoserena Dwimakmur, dengan spesialisasi di bidang pengembangan lahan industri, komersial, ritel dan apartemen.

Direktur Lumina City, Puji Ko mengungkapkan CTIEC nantinya akan menjadi project partners untuk pembangunan konstruksi proyek tersebut. Selain memiliki pengalaman panjang dan reputasi sebagai kontraktor terkemuka di China, CTIEC juga ikut mendanai pengerjaan konstruksi proyek properti terpadu tersebut. Perusahaan ini dikenal memiliki permodalan yang kuat dan masuk dalam Top 20 perusahaan nasional di negara tersebut.

“Jadi ini investasi bersama, mereka yang biayai pembangunan Lumina City. Share-nya berimbang masing-masing 50 persen,” ujar Puji Ko yang ditulis Liputan6.com, Senin (23/1/2017).

Menurut Puji Ko, nantinya akan dibangun empat tower apartemen dan satu tower kondominium kelas premium di kawasan superblok tersebut, lengkap dengan fasilitas pusat perbelanjaan, hotel dan ballroom. Pengembangan akan dilakukan secara bertahap yang diprediksi rampung seluruhnya pada 2022.

Di tahap pertama akan dibangun satu tower apartemen dengan investasi sekitar Rp 300 miliar. Tower ini diijadwalkan memulai tahap pengerjaan pondasi (groundbreaking) pada Februari 2017, dan pembangunan diperkirakan butuh waktu selama 20 bulan.

“Setelah tower apartemen yang pertama ini, kami akan lanjutkan dengan pembangunan mall. Luasnya sekitar 33 ribu meter square setinggi empat lantai. Seluruh area akan disewakan,” papar Puji Ko.

Manajemen CTIEC, Wang Linguo mengungkapkan jumlah penduduk di Indonesia cukup besar, namun pasar propertinya masih tumbuh lambat. Namun pihaknya memprediksi ke depan pasar properti di Indonesia akan berkembang lebih pesat.

“Seperti yang saya ketahui banyak pengembang China yang masuk dan membuka pasar di sini. Perkembangan properti di Indonesia ini baru tahap awal, dan masih ada kesempatan buat tumbuh lebih besar,” ujar Wang.

Sementara kerjasama di proyek Lumina City, menurut dia, karena yakin dengan pengembang lokal, selain melihat potensi pasar properti Tangerang yang potensial. Selain banyak pabrik, Wang menilai jumlah perumahan dan apartemen di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Tangerang, masih minim. Banyak pekerja yang ingin tinggal di lokasi dekat tempat kerja, dan itu menjadi pasar terbesar untuk Lumina City.

“Kami memiliki keunggulan teknologi, manajemen dan permodalan yang kuat. Mengenai pekerja asing, tentu kami tetap akan memakai pekerja lokal dengan kualifikasi yang baik,” ungkap Wang.

Lumina City berlokasi di tengah Kota Tangerang, tepatnya di Jalan Gatot Subroto. Dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta, pintu tol Jakarta-Merak dan Stasiun Kota Tangerang. Akses bisa melalui tiga pintu tol yakni Cikokol, Karawaci dan Bitung. Harga jualnya di tahap awal cukup kompetitif yakni mulai dari Rp 250 jutaan.

Tower pertama setinggi 30 lantai nantinya akan terdiri dari 1.016 unit dari berbagai tipe. Saat ini penjualan unit di tower pertama disebutkan sudah sekitar 50%.

Direktur Lumina City, Martin, menyebutkan dengan harga Rp 12 juta per meter persegi, harga jual unit apartemen di Lumina City paling kompetitif. Dibandingkan dengan harga apartemen lain di sekitar Tangerang yang berkisar Rp 15 juta hingga Rp 18 juta per m2.

“Harga apartemen di Serpong dan BSD sekarang sudah dua kali lipat dari harga kami, jadi pergerakan harga masih cukup lebar. Tapi kami yakin dalam 3-5 tahun ke depan harga unit apartemen di proyek ini sudah menyamai di Tangerang Selatan,” ujar Martin.