Liputan6.com, Jakarta Konsorsium Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I berkapasitas 2 X 800 Mega Watt (MW) ‎yaitu Pertamina, Marubeni dan Sojitz menyatakan sudah tidak mempermasalahkan kepastian pasokan gas. Hal ini untuk memenuhi syarat kelayakan memperoleh pendanaan (bankability‎).
Authorized Representative of Consortium Pertamina-Marubeni-Sojitz, Ginanjar mengatakan masalah pendanaan sudah diatasi. Konsorsium tidak mempermasalahkan jual beli listrik (Power Purchase Agrement/PPA) ditanda tangani sebelum adanya perjanjian jual beli gas alam cair (Liquified Natural Gas/ LNG) sebagai bentuk kepastian pasokan gas ke pembangkit.
"Konsorsium sudah mengusulkan solusi-nya dan tinggal menunggu kesiapan PLN," kata Ginanjar, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Ginanjar melanjutkan, sebelumnya konsorsium juga telah mengalah, dengan mengabulkan keinginan PLN yang hanya menyerap 60 persen listrik dari total kapasitas pembangkit. Saat ini konsorsium siap melakukan PPA dengan PLN untuk menguraikan masalah tersebut.
Baca Juga
"Konsorsium sangat solid dan siap tanda tangani PPA PLTGU Jawa 1 dengan PLN," ucap Ginanjar.
Dia menuturkan, jika tercapai kesepakatan, konsorsium melihat proyek PLTGU Jawa 1 bisa menjadi momentum terbaik buat Indonesia, konsorsium, dan juga PLN.
Hal itu mengingat secara teknis komersial ini akan menjadi landasan baru tarif pembelian listrik oleh PLN dari PLTGU, dan memberikan jaminan kepastian berinvestasi di sektor ketenagalistrikan di Indonesia.
Proyek Jawa 1 juga menjadi momentum penting sinergi BUMN karena melibatkan dua BUMN besar yang bergerak dalam bidang Energi dan Kelistrikan serta dapat menjadi dasar program kelistrikan 35 ribu MW oleh Pemerintah Indonesia.
PLTGU Jawa 1 merupakan pembangkit listrik berbasis gas terbesar di Asia Tenggara dan merupakan yang kedua di dunia yang mengintegraskan fasilitas pengolahan gas (Floating Storage Regasification Unit/FSRU) dengan PLTGU (Combined Cycle Gas Turbine/CCGT).
Proyek ini melibatkan 18 rekanan internasional maupun domestik yang bepengalaman dalam pembangunan FSRU dan CCGT seperti Samsung C&T, Samsung Heavy Industry, Meindo Indonesia dan Exmar sebagai operator FSRU.
Advertisement