Sukses

Menperin: Kembangkan Gasifikasi Batu Bara, RI Harus Contoh Jerman

Industri batu bara di Indonesia masih menarik bagi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ingin Indonesia mencontoh Jerman dalam pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.

Indonesia termasuk negara yang kaya dengan batu bara. Jika dimanfaatkan secara benar, batu bara yang memiliki kalori rendah bisa berguna sebagai sumber energi yang ramah lingkungan. "Batu bara kalori rendah merupakan potensi Indonesia yang dapat dioptimalkan ke depannya," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (27/1/2017).

Beberapa negara maju telah memanfaatkan batu bara dengan kalori rendah, salah satunya, Jerman. Airlangga menuturkan, di Jerman mengoptimalkan batu bara untuk industri petrokimia dan pembangkit listrik.

“Bahkan Jerman memiliki industri dengan power plant dari batu bara. Mereka bisa menghasilkan batu bara dengan kalori terendah dan kapasitasnya 1,6 giga watt 2x800 megawatt (MW) dan keluar dari asapnya bukan asap,” lanjut dia.

Untuk itu, menurutnya, batu bara bisa menjadi sumber energi ramah lingkungan. “Sesuatu yang luar biasa karena kita selalu ditakuti bahwa namanya batubara itu kotor tapi di Jerman, Eropa judulnya sudah clean coal technology. Begitu juga di Australia,” kata dia.

Sebelumnya, perusahaan asal Jerman, PT Zemag Clean Energy Techology GmbH akan menjajaki pengembangan gasifikasi batu bara di Indonesia. Perusahaan tersebut nantinya akan menggandeng perusahaan lokal dalam pengembangan bisnisnya tersebut.

"Kami melihat, pengembangan gasifikasi batu bara di Indonesia memiliki potensi yang besar. Perusahaan asal Jerman, PT Zemag telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia untuk mengembangkan turunan dari gasifikasi batu bara," ujar Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono.

Menurut dia, dibutuhkan investasi sekitar Rp 13 triliun untuk menghasilkan 1.000 metrik ton turunan gasifikasi batu bara. Untuk lokasi pabrik, rencananya akan dibangun di wilayah Kalimantan.

“Industri batu bara di Indonesia masih menarik bagi investor asing di tengah perlambatan ekonomi global. Jika dihitung, dalam masa pengujian dapat mengubah 100 ribu ton batubara menjadi 3.600 million metric british thermal unit (mmbtu) gas per hari,” tandas Sigit. (Dny/Gdn)