Sukses

Pembangunan Bandara Kulon Progo Telan Biaya Rp 9,3 Triliun

Bandara Internasional Yogyakarta yang ada di Kulon Progo yang dibangun di atas lahan seluas 587 hektare.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) akan memenuhi target yang ditetapkan pemerintah untuk penyelesaian pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta yang berada di Kulon Progo.

Direktur Utama AP I Danang S Baskoro mengakui bahwa Bandara Adisutjipto sudah melebihi kapasitasnya. Untuk itu, pembangunan bandara baru dengan kapasitas lebih besar perlu diperlukan untuk mendukung perekonomian Yogyakarta.

“Tak hanya untuk memenuhi standar pelayanan bandara bertaraf internasional di Yogyakarta, kehadiran bandara baru ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect," kata Danang di Kulon Progo, Yogyakarta, Jumat (27/1/2017).

Nantinya, Bandara Internasional Yogyakarta yang ada di Kulon Progo yang dibangun di atas lahan seluas 587 hektare.  Pada tahap I atau pada 2020 hingga 2031, bandara ini akan memiliki terminal seluas 130 ribu meter persegi berkapasitas hingga 15 juta penumpang per tahun, dengan runway sepanjang 3.250 meter, dan apron berkapasitas 35 unit pesawat.

Pada pengembangan tahap II yaitu pada 2031 hingga 2041, terminal akan dikembangkan menjadi 195 ribu meter persegi yang mampu menampung hingga 20 juta penumpang per tahun, runway 3.600 meter, dan apron yang bisa diparkiri hingga 45 unit pesawat.

‎"Pihak Angkasa Pura I telah menyiapkan investasi hingga Rp 9,3 triliun dan bandara ini ditargetkan selesai pada 2019," tegas Danang.

Seperti diketahui, dimulainya pembangunan bandara Kulon Progo di lahan seluas 587 hektare tersebut ditandai dengan prosesi 'Babat Alas Nawung Kridha' berupa peletakan batu merah, yang dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Hadir dalam peresmian tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Dirut Angkasa Pura I Danang S. Baskoro. Hadir pula beberapa Menteri kabinet Kerja yaitu, Mensesneg Pratikno, Menko PMK Puan Maharani, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, dan Menteri ATR Sofyan Djalil.

Prosesi Babat Alas Nawung Krido artinya adalah membuka, membersihkan, merapikan dan menata lahan yang terletak di pesisir Temon tersebut, agar siap untuk didayagunakan sebagai lokasi pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta yang akan dilakukan oleh Angkasa Pura I. (Yas/Gdn)