Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atau kementerian ESDM memiliki cita-cita menyediakan energi dengan memegang prinsip keadilan. Hal itu mengingat masih banyak masyarakat yang belum bisa menikmati energi khususnya listrik dengan layak.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, saat ini ada tiga isu global yang menjadi perhatian, yaitu makanan, energi dan air. Kondisi ketiga isu terus berkurang sementara kebutuhanya terus meningkat.
"Semua orang concern mengenai ini. ini tingkat regional, negara, daerah, sampai ke desa. intinya energi menjadi concern semua orang," kata Rida, dalam sebuah diskusi di Hotel Pullman Jakarta, Selasa(31/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Rida mengungkapkan, energi di Indonesia menjadi salah satu bagian dari kebutuhan dasar. Karena hampir seluruh aktivitas penduduknya mengandalkan energi.
"Bayangkan kalau hari ini tidak ada BBM, tidak ada listrik mungkin harus jalan kaki, maksimal naik sepeda. Karena itu, energi memiliki peran strategis," tambah Rida.
Namun, sampai kemerdekaan Indonesia ‎menginjak usia ke 71 tahun masih ada masyarakat yang belum menikmati energi khususnya listrik. Rida menyebutkan, ada 2.519 desa yang belum mendapat listrik.
Oleh karena itu, sebagai regulator Kementerian ESDM memiliki cita-cita penyaluran energi dengan memegang prinsip keadilan dengan mencanangkan program listrik untuk 2.500 desa. Untuk mewujudkannya, instansi yang dipimpin Ignasius Jonan tersebut memiliki fokus anggaran ke program tersebut disamping usaha PT PLN (Persero) memperluas jaringan kelistrikannya.
"Ini yang membuat kami agak shifting dari sisi penganggaran untuk lebih mengutamakan kebutuhan saudara kita yang sampai saat ini belum menikmati listrik," tutur Rida.