Sukses

Jika Harga Lebih Murah, PLN Berminat Impor Gas

PLN berminat untuk mengimpor gas secara langsung guna memenuhi kebutuhan energi dari pembangkit.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) berminat untuk mengimpor gas secara langsung guna memenuhi kebutuhan energi dari pembangkit. Impor gas tersebut akan dilakukan jika harga gas dari luar jauh lebih murah dibanding dari dalam negeri.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, salah satu tugas utama dari PLN adalah memberikan manfaat bagi negara. Oleh karena itu, jika memang impor gas lebih murah jika dibanding dengan membeli gas dari dalam negeri maka PLN akan mengambil langkah tersebut.

Alasannya, penghematan yang dilakukan oleh PLN dengan melakukan impor gas tersebut dapat memberikan manfaat bagi negara. "Kalau bisa memberikan benefit negara pasti dilakukan. Kalau misal harga murah bisa saja kami diizinkan," jelas Supangkat, di Jakarta, eperti ditulis Rabu (1/2/2017).

Pasokan gas dalam negeri sampai lima tahun ke depan masih cukup. Namun jika untuk pengembangan gas tersebut perlu mengeluarkan biaya mahal sebaiknya kandungan gas tersebut disimpan terlebih dahulu. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri saat ini ditutupi dengan impor gas yang harganya lebih murah.

‎Sebelumnya, pemerintah telah menghalalkan industri mengimpor langsung gas. Namun izin tersebut diberikan jika bisa mendapat harga yang lebih murah dari dalam negeri. Hal ini untuk meningkatkan daya saing.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, ‎impor gas oleh sektor kelistrikan boleh dilakukan, jika harga gas dalam negeri jauh lebih mahal ketimbang impor.

Sektor kelistrik yang boleh mengimpor gas adalah operator pembangkit, baik PT PLN (Persero) atau penyedia listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). "Boleh, untuk listrik ya. Hanya PLN dan IPP," tegas Jonan.

Jika sektor kelistrikan membeli gas dengan harga murah, akan berdampak pada pembentukan Biaya Pokok Produksi (BPP), sehingga harga jual listrik bisa terjangkau. "Supaya harga listrik bisa lebih kompetitif atau bisa lebih terjangkau masyarkaat itu aja sebenarnya. (Pew/Gdn)

Video Terkini