Sukses

Pemerintah Siapkan Formula Impor Gas Langsung oleh Industri

Pemerintah sedang menyusun formula impor gas langsung yang dilakukan ‎sektor industri.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah sedang menyusun formula impor gas langsung yang dilakukan ‎sektor industri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan persaingan dengan industri luar negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, pemerintah telah menghalalkan industri mengimpor langsung gas dengan syarat harganya lebih murah dibanding dengan harga dalam negeri.

"Sudah ditetapkan di ratas bahwa jika diperlukan untuk impor gas kita akan impor gas jadi artinya harga yang diimpor ini harus lebih murah dari dalam negeri," kata Wirat, di Jakarta, Rabu (1/2/2017).

Terkait hal itu, pemerintah sedang menyusun formula impor gas langsung. Nantinya Kementerian Perdagangan dan Kementerian ESDM akan mengeluarkan rekomendasi impor.

‎"Nanti kan turunannya kan ada, nanti kan ada di Kementerian Perdagangan, rekomendasi dari ESDM. Sedang disusun," ungkap Wirat.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, dalam Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (24/1), di Kantor Presiden, Jakarta, memberikan kesempatan kepada Menteri ESDM untuk menentukan harga, karena struktur harga gas di Indonesia, dibuat tetap, sehingga ketika harga minyak tinggi, harga gas akan mengikuti lebih tinggi.

“Sekarang ini harga gas kita, ada yang memang di US$ 4 per mmbtu, tapi juga ada rata-rata masih US$ 6 dolar per mmbtu. Untuk itu, Presiden telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres Nomor 40/2016) yang mengatur tentang hal tersebut, agar harga bisa diatur di bawah US$ 6 dolar, terutama untuk kepentingan pupuk, kepentingan petrokimia, dan sebagainya,” papar Pramono.

Pramono mengungkapkan, dengan adanya Perpres Nomor 40 tahun 2016 yang mengatur agar harga bisa di bawah US$ 6 per mmbtu, maka industri diberi ruang untuk bisa mengimpor gas secara langsung dengan harga yang lebih rendah.

Namun Pramono mengingatkan, untuk tidak menggunakan perantara (middle man) dalam impor tersebut. Selain itu, tegas Seskab, supaya harga gas bisa dikontrol, maka imp