Liputan6.com, Washington - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga pada pertemuan pertamanya sejak presiden AS Donald Trump resmi dilantik.
Selain itu, the Fed memberikan gambaran ekonomi AS relatif kuat sehingga menegaskan pengetatan moneter masih sesuai jalur pada 2017. The Fed menegaskan, data tenaga kerja cukup solid, inflasi dan kepercayaan terhadap ekonomi meningkat. Meski demikian, the Fed tidak memberikan sinyal waktu untuk kenaikan suku bunga selanjutnya. The Fed tetap mempertahankan suku bunga di 0,50 persen-0,75 persen.
"Data konsumen dan sentimen bisnis meningkat," tulis pernyataan the Fed, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/2/2017).
Advertisement
The Fed juga menyoroti data pengangguran yang masih rendah. Saat ini tingkat pengangguran 4,7 persen. The Fed pun masih menunggu kejelasan kemungkinan dampak kebijakan ekonomi Donald Trump.
Baca Juga
Sebelumnya Pimpinan the Fed Janet Yellen menegaskan kalau perekonomian kini mendukung tenaga kerja. Selain itu juga mempertaruhkan kejutan terhadap inflasi jika terlalu melambat dengan kenaikan suku bunga.
Departemen Perdagangan AS menlaporkan inflasi naik menjadi 1,7 persen. "Sentimen telah membaik. The Fed tampaknya lebih percaya diri hingga akhirnya mendapatkan target inflasi dua persen," kata Brian Jacobsen, Kepala Riset Wells Fargo.
Investor pun mengesampingkan mengenai sentimen kenaikan suku bunga the Fed. Hal itu mengingat ketidakpastian kebijakan fiskal dan perdagangan Donald Trump, dan bagaimana hal itu mempengaruhi kebijakan the Fed selanjutnya.
Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga pada Desember, dan merupakan kenaikan kedua kalinya. Diperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017.