Sukses

Produksi AS Tergelincir Picu Harga Minyak Naik

Harga minyak mendapatkan sentimen dari produksi minyak Amerika Serikat (AS) secara mingguan turun.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia reli ke level tertinggi dalam tiga minggu usai data pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan kenaikan pasokan minyak dalam tiga bulan. Namun, produksi minyak secara mingguan turun.

Analis komoditas Schneider Electric Robbie Fraser menuturkan, penurunan produksi minyak pada minggu ini bukan sesuatu hal baru. Namun, hal itu melegakan usai penguatan produksi minyak dalam beberapa waktu terakhir.

Dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat bersama memangkas produksi maka masih memiliki kesempatan untuk produksi minyak mentah AS. Negara yang tergabung dalam OPEC diperkirakan memangkas produksi minyak hingga mencapai 1,2 juta barel per hari.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik US$ 1,07 atau dua persen menjadi US$ 53,88 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak Brent naik US$ 1,22 atau 2,2 persen ke level US$ 56,80 di bursa London.

The US Energy Information Administration melaporkan kenaikan persediaan minyak domestik 6,5 juta barel hingga 27 Januari 2017. Sedangkan the American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak naik sekitar 5,8 juta barel. Secara mingguan, produksi minyak turun 46 ribu barel per hari menjadi 8,915 juta pada pekan lalu.

"Level persediaan minyak dan gasoline juga mencatatkan rekor tertinggi. Pada pekan lalu impor minyak cukup kuat, ditambah refinery turun sehingga mendorong pasokan minyak kurang dari 18 juta barel, dan rekor tertinggidari tahun lalu," jelas Direktur Clipper Data Matt Smith seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (2/2/2017).

Ia menambahkan, pasar juga terganggu pemangkasan produksi minyak OPEC sehingga mendukung harga. JBC Energy menyatakan OPEC telah kurangi minyak 1 juta barel per hari,sehingga menandakan pemangkasan produksi masih sesuai rencana.

Video Terkini