Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) bertekad membangun lumbung pangan di lima wilayah perbatasan, yaitu Kepulauan Riau, Entikong Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, dan Merauke.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengungkapkan, untuk mengimplementasiknan pembangunan lumbung pangan di wilayah perbatasan, Kementan melalui program Upaya Khusus (UPSUS) telah melakukan cetak sawah baru di hampir semua wilayah perbatasan, memberikan bantuan benih, pupuk, alat mesin pertanian dan pendampingan di tiap lokasi
"Saat ini Kementan telah melakukan cetak sawah 5.000 ha di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau sehingga kini mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri," kata Amran, di Jakarta, seperti ditulis Minggu (5/2/2017).
Advertisement
Amran menuturkan, dengan dibangunnya lumbung di perbatasan komoditas yang dihasilkan bisa diekspor, antara lain di Kepulauan Riau untuk suplai ekspor ke Singapura, Entikong, Kalimantan Barat untuk mengekspor ke Malaysia, Nusa Tenggara Timur untuk suplai ke Timor Timur, dan Merauke untuk mengeskpor ke Fiji.
Baca Juga
Bahkan, pada 2017 ini Kalimantan Barat akan mengekspor beras premiun ke Malaysia dengan tahap awal akan dilakukan secara bertahap, targetnya sebanyak 15.000 ton per tahun.
Persiapan ekspor tersebut saat ini sudah mulai dilakukan di wilayah Kabupaten Sambas dengan luas areal yang ditanami sebanyak 5.000 hektar. Sejumlah wilayah yang berbatasan langsung maupun daerah penyangga juga sedang mempersiapkan lahan.
Di NTT, melalui program UPSUS, sejak 2014-2016 telah mampu memajukan sektor pertanian NTT sehingga mampu memenuhi kebutuhan beras dari produksi sendiri. NTT pun kini menjadi salah satu provinsi sentra produksi jagung nasional.
Laporan perkembangan luas tanam, dalam 2 tahun terakhir, luas tambah tanam di NTT naik dari 247.649 hektar menjadi 282.127 hektar dan produksinya naik dari 739.667 ton menjadi 948.088 ton per tahun. "Dengan kemajuan ini, tentu pasti bisa kita supplai kebutuhan pangan negara tetangga, Timor Leste," ujar Amran.
Amran menuturkan, membangun lumbung pangan di wilayah pertanian sangat penting untuk melakukan koordinasi antar sektor dan pemangku kepentingan. "Kita harus optimistis dengan menggerakkan sumber daya dan teknologi yang ada, dan tidak perlu pesimistis," tutur Amran.