Liputan6.com, Jakarta Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres) Sofjan Wanandi menyatakan, perombakan kabinet (reshuffle) tidak terelakkan apabila Bambang Brodjonegoro terpilih menjadi Presiden Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (International Fund for Agricultural ‎Development/IFAD).
Saat ini, Bambang masih menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas. "Reshuffle kalau dia (Bambang) terpilih tanggal 15 Februari ini. Tentu harus ada pengganti dia atau perubahan (kabinet)," kata Sofjan saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (5/2/2017).
Baca Juga
Diakui Sofjan, Bambang maju mencalonkan diri sebagai Presiden IFAD atas sokongan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sofjan membantah bila Jokowi sengaja mendepak Bambang dari kabinet.
"Memang Pak Jokowi merestui, menempatkan dia supaya bisa mewakili Indonesia di panggung internasional. Kan kita paling sedikit punya wakil di dunia internasional. Jadi tidak ada sentimen apa-apa ke dia," ungkap Sofjan.
Namun demikian, Mantan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) itu mengaku reshuffle merupakan hak prerogratif Presiden.
"Saya tidak tahu kapan, tergantung feeling Pak Jokowi. Tapi dia sudah janji untuk mengisi beberapa menteri muda. Itu pasti terjadi, tapi tidak dalam waktu singkat ini lah," ucap Sofjan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bambang Brodjonegoro mengaku telah menuntaskan kampanyenya di Roma, Italia sebagai calon Presiden IFAD. Saat ini, dirinya tengah menunggu proses pemilihan yang digelar dua pekan mendatang.
"Kampanye sudah selesai, lancar. Tinggal pemilihan dua minggu lagi, pertengahan Februari, doain saja lah," ujar dia.
Dalam kampanye, Bambang harus melawan 7 kandidat dari negara lain, yakni tiga kandidat dari Eropa, dua dari Afrika, dan dua dari Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Menurut Bambang, IFAD beranggotakan 178 negara. "Nanti mereka memilih, kasih suara," tutur dia.
Presiden Jokowi diakui Bambang, sangat mendukung dirinya maju ikut pemilihan Presiden IFAD. Indonesia harus mampu unjuk gigi di dunia internasional, salah satu kesempatan menjadi pucuk pimpinan di badan atau lembaga khusus Perserikatan Bangsa-bangsa ‎(PBB) itu.
"Ini penugasan negara, artinya Presiden sangat mendukung saya maju ke sana. Karena Presiden ingin Indonesia punya representasi yang baik di internasional, karena hampir tidak ada. Kita negara nomor 4 penduduk
terbanyak, tapi di internasional malah orang Bangladesh, dari negara Asia Selatan, Amerika latin, Afrika, kan aneh," tegas dia. (Fik/Nrm)