Liputan6.com, Jakarta Pembangunan kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT) di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), LRT dalam kota Jakarta, dan LRT Jabodetabek merupakan deretan megaproyek yang sedang fokus dikerjakan pemerintah pusat dan daerah. Kehadiran tiga proyek LRT di Indonesia itu bakal diikuti daerah lainnya.
"Banyak kepala daerah merasa iri dan minta segera dibangun hal serupa (LRT) di daerahnya," kata Pengamat Transportasi dari Universitas Katolik Djoko Soegijapranata dalam keterangan resminya yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Meski tidak menyebut daerah mana saja yang kepincut membangun LRT, namun diakui Djoko, ada fenomena demam menggarap proyek tersebut di daerah sebagai sebuah solusi mengatasi kemacetan. "Lagi demam LRT," ucap dia.
Baca Juga
Djoko mengatakan, proyek LRT di Palembang untuk kebutuhan ASIAN Games ke-18 diperkirakan akan pertama kali beroperasi di Indonesia, mendahului dua proyek LRT lainnya, LRT Jabodetabek dan LRT dalam kota Jakarta. "Pembangunan LRT Sumsel merupakan yang pertama kereta ringan di Indonesia dioperasikan," kata Djoko
Dia menilai, pekerjaan konstruksi LRT Palembang diharapkan tuntas pada Juni 2018. Dengan begitu, kereta api ringan yang menghubungkan rute Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II-Kompleks Olahraga Jakabaring ini siap beroperasi menghadapi pesta olahraga terbesar se-Asia 2018.
Advertisement
"Kemudian disusul LRT Jakarta (dalam kota) yang akan selesai pada 2018 untuk ASIAN Games, dan LRT Jabodetabek yang ditargetkan beroperasi di
2019," terangnya.
Sebagaimana diketahui, LRT dalam kota Jakarta untuk mendukung ASIAN Games 2018 dibangun dari ruas Velodrome Rawamangun-Kelapa Gading, sepanjang 6 Km. Sementara LRT Jabodetabek membentang sepanjang 14,5 Km rute Cawang-Cibubur.
Berdasarkan informasi, LRT yang tergolong dalam kereta ringan tersebut
merupakan alat transportasi masal yang biasa dioperasikan di kawasan
perkotaan.
Dalam pengoperasiannya LRT ini dapat ditempatkan diantara lalu lintas lainnya mengingat tidak memiliki kecepatan tinggi, hanya sekitar 30-40 kilometer per jam.
Kereta yang banyak digunakan di kota-kota besar di Eropa dan Amerika Serikat ini masing-masing gerbong memiliki mesin penggerak sehingga tidak terpusat dalam satu gerbong.
Dalam hal pengoperasiannya, kereta yang memiliki lebar 2,7 hingga 2,8 meter ini dapat dikendalikan dengan sistem otomatis tanpa harus menggunakan masinis layaknya KRL.
Mengingat dimensinya yang kecil, LRT memiliki keunggulan di mana memiliki radius putar hanya 20-30 meter. Berbeda dengan MRT dan KRL yang diatas itu.
Adapun salah satu alasan pemerintah memilih LRT ketimbang monorail adalah dengan radisu lingkar itu sangat cocok dengan kondisi Jakarta yang memiliki gedung-gedung tinggi.(Fik/Nrm)