Sukses

Perbaikan Peringkat RI Dorong Penguatan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia menjadi pendorong penguatan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Kamis (9/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.312 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang ada di angka 13.327 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.290 per dolar AS hingga 13.318 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1.25 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.308 per dolar AS. Patokan pada hari ini menguat jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang ada di angka 13.337 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS terus tertekan sepanjang perdagangan karena para pelaku pasar sangat khawatir dengan langkah kebijakan mata uang dan perdagangan yang akan dijalankan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang negara-negara G10. Dolar AS memang terus diuji dalam masa 100 hari pemerintahan Trump.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah masih mampu menguat walaupun dollar index berhenti melemah. Penguatan rupiah bersamaan dengan penguatan beberapa kurs di Asia di perdagangan Rabu kemarin.

Ruang penguatan rupiah terbuka setelah Moody’s menaikkan prospek peringkat utang Indonesia yang meningkatkan peluang adanya kenaikan peringkat di masa depan. "Reaksi positif diharapkan terjadi di pasar SUN yang saat ini juga sudah diuntungkan oleh sentimen positif dari global," jelas dia.

Untuk diketahui, Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service (Moody’s) memperbaiki outlook sovereign credit rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif. Sekaligus mengafirmasi rating pada Baa3 (Investment Grade) pada 8 Februari 2017.

Moody’s menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia. Pertama, penurunan kerentanan sektor eksternal yang diperkirakan terus berlanjut sebagai dampak dari kebijakan otoritas. Kedua, perbaikan kelembagaan melalui peningkatan efektivitas kebijakan.

"Perbaikan outlook Moody’s tersebut merupakan kelanjutan pengakuan oleh lembaga internasional atas keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang mampu memberikan suasana kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah tantangan global dan perekonomian domestik," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo.

Agus menuturkan, dari laporan Moody's, penurunan kerentanan sektor eksternal Indonesia antara lain merupakan dampak dari fokus kebijakan moneter yang mengutamakan stabilitas makroekonomi, reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan upaya substitusi impor seperti investasi pada sektor manufaktur domestik. (Gdn/Ndw)