Liputan6.com, Jakarta PT Airnav Indonesia akan memodernisasi peralatan navigasi di wilayah Papua agar keselamatan penerbangan di wilayah Papua dapat meningkat.
Ini diungkapkan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo. “Airnav sudah punya program untuk modernisasi pelayanan lalu lintas udara, khususnya di bandara-bandara remote di Papua itu kita tingkatkan navigasinya supaya keselamatan penerbangannya meningkat,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (10/2/2017).
Hal ini sejalan dengan program Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan yang pada 2017 akan lebih fokus pada upaya peningkatan aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, dia juga mengatakan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, pada 2019 Indonesia harus sudah siap mengambil alih pelayanan navigasi penerbangan di wilayah-wilayah yang saat ini dilayani Singapura.
Untuk itu Suprasetyo meminta kepada PT Airnav Indonesia untuk mempersiapkan dari segi peralatan maupun sumber daya manusia (SDM).
“Peralatan dan SDM, saya sampaikan paling tidak SDM nya sama kualitasnya kalau bisa lebih. Yang kedua fasilitasnya minimal sama, supaya ketika kita mengajukan ke ICAO (International Civil Aviation Organization) itu sudah dipercaya kita bisa melayani di sektor A-B-C minimal sama dengan yang sekarang dilakukan pelayanan oleh Singapura, ini tugas yang berat tapi harus dijalankan,” ujar dia.
Terkait infrastruktur bandara, dia menjelaskan, pihaknya akan memperpanjang runway atau landas pacu bandara-bandara di daerah remote seperti di Papua. "Program 2017 lima bandara di Papua kita akan perpanjang landasanya sesuai dengan kebutuhan,” ungkap dia.
Dari sisi keamanan Kementerian Perhubungan pada tahun 2017 juga akan melakukan pemagaran di seluruh bandara. Selain itu peralatan keamanan juga akan dilengkapi sesuai dengan standar yang berlaku. Ia meminta PT Angkasa Pura I dan II untuk dapat menyelesaikan program ini.
Terkait dengan rencana Garuda Indonesia akan terbang ke Amerika Serikat dalam waktu dekat, secara khusus Suprasetyo meminta kepada PT Angkasa Pura II untuk melakukan penyesuaian standar keamanan di Bandara Soekarno-Hatta.
“Garuda sudah mau terbang ke AS, tentunya kalau start-nya dari Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) PT Angkasa Pura II akan menyesuaikan standarnya sesuai dengan standar yang ditentukan oleh TSA (Transportation Security Administration) akan dilakukan audit,” ucap Suprasetyo.
Pada kesempatan itu, Suprasetyo juga menekankan terhadap upaya membangun konektivitas guna mendukung distribusi logistik ke daerah-daerah pedalaman. Pemerintah nantinya akan memberikan subsidi terhadap angkutan barang.
“Masyarakat Indonesia (harus) terlayani sama dengan yang berada di wilayah pantai, khususnya di pegunungan juga harus bisa terlayani dengan baik, harga harus sama sesuai dengan yang ada di pantai,” tegas dia. (Yas/nrm)