Liputan6.com, Papua Barat - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) satu harga sudah berlaku di seluruh Indonesia.
Bahkan, Kementerian ESDM berencana mengevaluasi kebijakan penyeragaman harga BBM dalam waktu enam bulan ke depan.
"Sudah jalan (BBM) satu harga. Kan harganya sudah turun banyak," tegas Jonan saat berbincang dengan Liputan6.com di Bandara Babo, Papua Barat, Jumat (10/2/2017).
Advertisement
Baca Juga
Menteri Jonan mengaku berencana memeriksa langsung penerapan BBM satu harga ke lapangan, sebagai salah satu langkah evaluasi penerapan kebijakan ini. Targetnya terhitung enam bulan dari pemberlakuan kebijakan, yakni per 1 Januari 2017.
"‎Kita akan review lagi dalam waktu dekat, ya enam bulan dari 1 Januari 2017. Saya nanti mau keliling," dia menerangkan.
Jonan menuturkan, kebijakan penerapan BBM satu harga sudah diterapkan dengan keberadaan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS).
Hal yang menjadi masalah, kata dia, APMS ini menjual kembali BBM kepada masyarakat untuk dijajakan lagi secara eceran.
"Harusnya di SPBU dan APMS harga BBM sudah satu harga. Nah masalahnya APMS jual ke eceran dan ini yang dijual lagi ke masyarakat‎. Jadi kalau mau, APMS diperbanyak di daerah pinggiran supaya harga tetap sama," jelas dia.
Sebelumnya, warga Babo, Papua Barat yang enggan disebutkan namanya mengaku BBM jenis Premium dijual seharga Rp 15 ribu per liter, dan jenis Solar sampai Rp 20 ribu per liter di kampung-kampung sekitar Distrik Babo.
"Di kampung-kampung sekitar Babo harga BBM eceran Rp ‎15 ribu per liter untuk Premium dan Solar Rp 20 ribu per liter. Jadi pemerintah mau menerapkan BBM satu harga, kenyataannya belum dirasakan oleh kami," terang dia.(Fik/Nrm)