Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bahwa Light Rail Transit (LRT) Jakarta akan beroperasi pada Mei 2019. Kepastian tersebut setelah adanya penandatanganan kontrak antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
"Pokoknya paling lambat pembangunan 31 Mei 2019 sudah rampung dan harus beroperasi," jelas Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono di kantornya, Jumat (10/2/2017).
Prasetyo menjelaskan, penandatanganan kontrak antara Kemenhub dengan Adhi Karya merupakan kontrak pembangunan LRT Jakarta tahap I. Untuk tahap ini adalah LRT untuk tiga rute, yaitu Cawang-Cibubur sepanjang 14,3 kilometer (km), Cawang-Bekasi Timur sepanjang 18,5 km dan Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 km.
Advertisement
Dalam tahap I ini, telah disepakati total investasi sebesar Rp 23,3 triliun. Hanya saja dalam kesepakatan kontrak sore ini belum bisa dipastikan mengenai mekanisme pembiayaannya. Prasetyo mengaku, mengenai mekanisme pembiayaan ini, pihaknya akan menyelesaikan dalam waktu 30 hari ke depan, mengingat harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan.
"Kalau di Perpres itu kan hanya APBN, jadi nanti dimungkinkan apakah bisa Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), atau pembiayaan lain," tegas dia.
Baca Juga
Dalam hal ini, Adhi Karya masih bertugas sebagai kontraktor pembangunan prasarana. Nantinya yang menyediakan sarananya akan dikerjakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang bisa bekerjasama dengan perusahaan lain.
Sebelumnya pada 7 Februari 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seluruh pihak untuk terus memantau perkembangan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Jakarta maupun di Palembang. Menurut Jokowi, perkembangan pembangunan LRT itu perlu terus dirapatkan, karena apapun setiap pembangunan infrastruktur harus dicek terus, cek terus, dan dicek lagi.
“Apa yang menjadi hambatan, kendala yang ada di lapangan, apakah terkait dengan pembebasan lahan, apakah terkait dengan pembiayaan, ataupun tata ruang, sampai soal mengenai infrastruktur pendukung, dan segera dicarikan jalan keluarnya,” tutur Jokowi.
Ia melanjutkan, Indonesia memang belum mempunyai pengalaman di bidang ini, baik dalam pembangunan LRT, pembangunan MRT (Mass Rapid Transit), maupun pembangunan kereta api cepat. Sehingga diharapkan dari pembangunan yang pertama ini, baik MRT, LRT, maupun kereta api cepat, bisa dipakai sebagai sebuah pembelajaran alih teknologi, sehingga bermanfaat untuk langkah-langkah ke depan.
Pembangunan LRT bersifat lintas kementerian dan daerah. Oleh karena itu, perlu sinergi dan kerja sama dengan lintas kementerian dan daerah. “Ini bisa dijadikan sebagai model kerja sama yang dapat diterapkan di kota-kota yang lainnya,” ujarnya.
Kepada semua pihak yang terlibat, presiden ingin memastikan bahwa pembangunan LRT ini bisa selesai tepat waktu, yaitu tahun 2018 atau maju sedikit masuk ke 2019. Hal ini, karena pada 2018, Indonesia akan memiliki perhelatan olahraga berkelas internasional, Asian Games 2018 yang akan datang. (Yas/Gdn)