Liputan6.com, Teluk Bintuni - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke kilang gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Tangguh di Teluk Bintani, Papua Barat, Jumat (10/2/2017).
Proyek LNG Tangguh yang dioperasikan BP Berau Ltd ini diklaim sebagai yang paling efisien di dunia. Dari pantauan Liputan6.com, memasuki komplek kerja LNG Tangguh, sejauh mata memandang, kita akan disuguhkan dengan bangunan kilang dengan ratusan pipa tersambung untuk mengalirkan dan memproses gas alam menjadi gas cair atau LNG. Proyek LNG Tangguh ini merupakan yang pertama terintegrasi dari hulu ke hilir.
Tidak sembarang orang boleh masuk ke kawasan kilang LNG Tangguh. Harus ada izin ketat dan aturan yang harus ditaati untuk melongok kilang yang sudah beroperasi sejak 2009 itu. Sebelum masuk ke lokasi, kita harus menggunakan alat perlindungan diri, seperti baju khusus, helm pengaman, kacamata pengaman, penutup telinga, sepatu pelindung dan sarung tangan.
Advertisement
Itu karena LNG Tangguh sudah menerapkan Operating Management System (OMS) karena proyek ini mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan, serta menerapkan praktik-praktik operasional dan pemeliharaan yang ketat.
Baca Juga
Kunjungan pertama Jonan ke site LNG Tangguh dimulai dengan menyambangi lokasi MCB (Main Control Building) Room. Sebuah ruang pusat kendali pengoperasian LNG di Train 1 dan Train 2. Semua aktivitas operasi terpantau di sini.
Setelah mengetahui banyak informasi dari pekerja BP Tangguh di MCB Room, Jonan kemudian bergerak menuju kilang Train 1. Sesampainya di lokasi site, deru suara mesin kilang yang terhubung dengan pipa-pipa mirip belalai raksasa terdengar memekakkan telinga.
Menteri Jonan melihat kilang dari dekat dan menggali informasi dari beberapa orang pekerja di sana.
"Di sinilah proses pembuatan LNG. Gas alam yang diambil, kemudian dipisahkan dari CO2 dan uap air. Setelah bersih, gas itu diproses menggunakan metode pendinginan hingga minus 150 derajat celcius. Jadilah LNG yang siap dikirim ke kapal tanker," kata Site Manager Tangguh LNG, Adhi Purboyo.
Perjalanan Jonan kemudian berlanjut ke sebuah area produksi listrik oleh kilang LNG Tangguh. Tangguh memasok 4 Megawatt (Mw) listrik kepada PLN untuk didistribusi ke kampung-kampung Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Menteri Jonan usai kunjungan mengakui pengoperasian kilang LNG Tangguh sangat efektif dan efisien. Dikelola secara apik, profesional, dan mengutamakan keselamatan para pekerjanya.
"Fasilitas ini (LNG Tangguh) dikelola sangat efektif dan efisien, makanya biaya produksinya rendah. Mereka profesional, mengutamakan safety pegawainya tapi tidak berlebihan, alias proper," kata dia.
Mantan Menteri Perhubungan itu berharap, cara dan sistem kerja yang diterapkan BP Tangguh dapat ditiru kontraktor lokal LNG lain yang masih banyak memiliki masalah dengan efisiensi.
"Saya harap bisa ditiru kontraktor lokal masalah efisiensinya, keselamatan, etos kerja. Karena masih banyak yang harus diperbaiki oleh kontraktor lokal," ucap Jonan.
Adhi Purboyo menambahkan, bekerja di LNG Tangguh lebih aman dibanding site yang dioperasikan BP lainnya di dunia. Sambungnya, BP Tangguh mampu menekan tingkat terjadinya kecelakaan di kilang LNG Tangguh yang ditunjukkan data Recordable Injury Frequency (RIF) pada 2016 di angka 0,07.
"Sedangkan standar dari BP, RIF-nya 0,2. Artinya kita lebih handal dan lebih aman dibanding site BP lainnya di dunia," tegas dia.
Pencapaian tersebut, dijelaskan Adhi karena BP Tangguh melatih dan mendidik para pekerja sehingga kompeten di bidang pekerjaan, termasuk bahaya atau risikonya dan cara menghindari bahaya itu.
Selanjutnya, BP Tangguh juga menerapkan prosedur atau aturan yang mencakup seluruh pekerjaan agar para pekerja aman. "Desain dari pabrik LNG mempertimbangkan faktor keselamatan. Jadi kalau ada bahaya bisa diatasi," dia menerangkan.
Dilihat dari biaya produksi LNG Tangguh, Adhi bilang, perusahaan dapat menerapkan efisiensi hingga US$ 0,75 per MMBTU di tahun lalu.
Angka ini turun dari realisasi 2015 yang sebesar US$ 0,88 per MMBTU. Sedangkan menilik data 5 tahun ke belakang, biaya produksi di kilang LNG Tangguh mencapai US$ 1,13 per MMBTU.
"Standarnya di dunia US$ 0,7-US$ 2,9 per MMBTU. Banchmark kita pabrik LNG di dunia, cost kita lebih efisien US$ 0,75 per MMBTU, dari data konsultan independen. Semakin efisien, maka biaya yang dikeluarkan untuk produksi lebih kecil," ujar Adhi.
Kunjungan Jonan didampingi BP Regional President Asia Pacific Christina Verchere, Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw dan Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop, serta para jajaran pejabat BP
Tangguh.