Sukses

Peringkat RI Naik, Menteri PUPR Minta Proyek Perumahan Meningkat

Saat ini angka kekurangan rumah (backlog) di Indonesia masih berkisar di 13 juta unit.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuldjono menyambut positif peringkat Indonesia yang dinaikkan oleh Lembaga Survei Internasional Moody's. Basuki meminta para pengembang dan perbankan bisa mem‎anfaatkan hal itu untuk membuka peluang bagi para investor dapat lebih banyak membangun perumahan di Indonesia.

"Dengan naiknya peringkat Indonesia dalam bidang ekonomi, saya harap ini bisa dimanfaatkan oleh kita semua," kata Basuki di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (11/2/2017).

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan tahun ini akan lebih baik dari sebelumnya, Basuki berharap daya beli masyarakat akan meningkat, terutama dalam membeli rumah.

Saat ini angka kekurangan rumah (backlog) di Indonesia masih berkisar di 13 juta unit. Untuk itu peran investor dalam mempercepat pembangunan perumahan ini sangat berarti bagi kesejahteraan masyarakat.

"Semoga dalam expo kali ini, total transaksi yang terjadi mencapai Rp 4 triliun, syukur-syukur lebih tinggi. Soalnya ada penawaran bunga hanya 4,67 persen, ini akan mempermudah," tegas Basuki.

Basuki hari ini telah membuka Indonesia Properti Expo 2017 yang diselenggarakan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Expo ini menghadirkan 700 proyek perumahan dan berlangsung pada 11-19 Februari 2017.

Sebelumnya, Moody’s Investors Service (Moody’s) menaikkan peringkat Indonesia dari stabil menjadi positif. Sekaligus mengafirmasi rating pada Baa3 (Investment Grade) pada 8 Februari 2017.

Moody’s menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia. Pertama, penurunan kerentanan sektor eksternal yang diperkirakan terus berlanjut sebagai dampak dari kebijakan otoritas. Kedua, perbaikan kelembagaan melalui peningkatan efektivitas kebijakan.

"Perbaikan outlook Moody’s tersebut merupakan kelanjutan pengakuan oleh lembaga internasional atas keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang mampu memberikan suasana kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, di tengah tantangan global dan perekonomian domestik," kata Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, Kamis (9/2/2017).

Agus menuturkan, dari laporan Moody's, penurunan kerentanan sektor eksternal Indonesia antara lain merupakan dampak dari fokus kebijakan moneter yang mengutamakan stabilitas makroekonomi, reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan upaya substitusi impor seperti investasi pada sektor manufaktur domestik. (Yas/Gdn)

Video Terkini