Sukses

Pemilihan Presiden IFAD Ditentukan Negara Pemilik Suara Besar

Selain Menteri PPN Bambang Brodjonegoro dari Indonesia, pemilihan Presiden IFAD diikuti tujuh calon dari negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjadi salah satu kandidat Presiden Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian (International Fund for Agricultural ‎Development/IFAD).

Pemilihan Presiden IFAD ternyata ditentukan besar kecilnya kontribusi permodalan masing-masing negara kepada IFAD.

Saat ini terdapat 18 negara anggota IFAD yang memiliki lebih dari 50 persen total hak suara memilih dari total 176 negara anggota.

Sebanyak 55 negara tercatat menguasai 70 persen total hak suara dan lebih khusus lagi ada 42 negara utama yang memiliki dua pertiga atau 66,68 persen hak suara.

Adapun 10 negara yang memiliki hak suara paling besar adalah Amerika Serikat 6,98 persen, Italia 4,22 persen, Jerman 4,09 persen, Jepang 4,09 persen, Belanda 3,83 persen, Arab Saudi 3,52 persen, Kanada 3,44 persen, Inggris 3,29 persen, Swedia 3,12 persen dan Prancis 3 persen.

Indonesia sendiri memiliki hak suara sebesar 0,73 persen dan berada di urutan ke-25.

“Presiden IFAD harus mendapatkan dua pertiga suara atau 66,67 persen. Saat ini ada delapan calon yang bertarung memperebutkan kursi Presiden IFAD, yakni Indonesia, Turki, Italia, Swiss, Dominika, Maroko, Togo, dan Meksiko. Kuda hitamnya adalah Togo, Italia, dan Meksiko,” jelas Staf Khusus Menteri PPN/Kepala Bappenas Danang Rizki Ginanjar, seperti dikutip Rabu (15/2/2017).

Selain Menteri Bambang Brodjonegoro, pemilihan Presiden IFAD diikuti tujuh calon. Pemilihan juga akan berlangsung beberapa kali ronde di mana calon yang berada di urutan paling buncit pada setiap ronde akan otomatis gugur, sehingga akhirnya akan terpilih calon Presiden IFAD yang mendapatkan suara minimal 67 persen.

Selain 10 negara yang kebanyakan dari List A, negara-negara lain yang memiliki pengaruh hak suara besar adalah Norwegia 2,6 persen, Kuwait 1,74 persen, Venezuela 1,61 persen, Swiss 1,5 persen, China 1,46 persen, India 1,44 persen, Belgia 1,35 persen, Denmark 1,34 persen, Nigeria 1,15 persen, Austria 1,14 persen, Spanyol 0,95 persen, Finlandia 0,94 persen, Brazil 0,82 persen, Aljazair 0,79 persen, Indonesia 0,73 persen, Irak 0,63 persen, Uni Emirat Arab 0,63 persen, Libya 0,56 persen, Meksiko 0,55 persen, dan Qatar 0,52 persen.

Italia bahkan detik-detik terakhir menambah modalnya sehingga porsi suaranya bertambah guna memberikan dukungan kepada kandidatnya. Dari sebelumnya ranking-8 menjadi rangking-2 terbesar suaranya.

Prancis juga memiliki pengaruh kuat di kalangan negara-negara Afrika termasuk di Eropa. Perancis bahkan menjadi juru kampanye bagi Togo.

Sejauh ini, calon Presiden IFAD dari Indonesia, yakni Bambang PS Brodjonegoro bersaing ketat dengan calon dari Togo. Bagi Indonesia, pemilihan Presiden IFAD sangat bergengsi dan prestius, karena sejak Indonesia merdeka, belum ada orang Indonesia yang pernah menduduki posisi puncak sebagai Presiden dari organisasi dunia.

“Ini penugasan negara. Artinya Presiden sangat mendukung saya maju ke sana, karena Presiden ingin Indonesia punya representasi yang baik di dunia internasional, karena saat ini hampir tidak ada. Kita negara nomor 4 penduduk terbanyak, tapi di internasional malah orang dari negara Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika,” kata Menteri Bambang.(Nrm/Zul)