Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil pada perdagangan Kamis pekan ini. Pelaku pasar menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Mengutip Bloomberg, Kamis (16/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.321 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.317 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.319 per dolar AS hingga 13.336 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,05 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.329 per dolar AS, menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.330 per dolar AS.
Analis AMP Capital Investors Ltd Nader Naeimi menjelaskan, sinyal dari Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen untuk menaikkan suku bunga sesuai dengan rencana awal membeirkan dampak positif kepada dolar AS.
"Dolar AS bakal menguat terhadap sebagian besar mata uang utama," jelas dia.
Penguatan ini semakin besar karena adanya rencana penurunan program pembelian aset oleh Bank Sentral Eropa dan juga pelonggaran kebijakan moneter oleh beberapa negara berkembang.
Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen memberikan isyarat kemungkinan besar the Fed akan menaikkan suku bunga pada bulan depan.
Menurut Yellen, kenaikkan suku bunga pada Maret tersebut memang sudah sesuai dengan rencana kebijakan moneter Bank Sentral AS. Jika kenaikan tersebut ditunda maka justru akan merusak kebijakan moneter yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, intensitas ketidakpastian politik mereda sesaat, tetapi berpeluang kembali dan bertahan hingga pilkada putaran kedua yang dijadwalkan 19 April 2017 mendatang.
Di sore hari Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan BI RR rate yang diperkirakan akan dipertahankan di 4,75 persen. "Ruang apreasiasi rupiah mulai terbatas," jelas dia. (Gdn/Ndw)