Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mulai mengembangkan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Balongan, Indramayu, Jawa Barat. Pengembangan tersebut dengan membangun fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM), untuk memudahkan bongkar muat minyak mentah.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Yenni Andayani Pertamina mengungkapkan, fasilitas SPL dan SPM dibangun sebagai upaya Pertamina untuk meningkatkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan.
Dengan adanya fasilitas ini, kegiatan bongkar muat minyak mentah dapat meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat lebih murah, karena waktu sandar kapal tanker menjadi lebih singkat.
Advertisement
"Selain itu, fasilitas SPL dan SPM ini juga mumpuni untuk mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan," kata Yenni, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Baca Juga
Yenni menyebutkan, pengerjaan proyek ini dari pekerjaan offshore dan onshore. Pekerjaan offshore meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165 ribu dead weight tonnage (DWT).
Sedangkan pekerjaan onshore antara lain meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter, pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22 ribu kiloliter, modifikasi tangki existing serta pemasangan flushing dan pigging system.
Pertamina menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016. Investasi proyek ini mencapai Rp 1,79 triliun.
Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah partner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan. Paket pekerjaan Engineering, Procurement, Construction, Installation, Comissioning (EPCIC) dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa industry (REKIND) – Intermoor.
Paket pekerjaan SPL dikerjakan oleh konsorsium JFE Japan – Marubeni itochu – PT. Atamora Teknik Makmur; paket pekerjaan coating SPL oleh PT. Indal Steel Pipe dan paket pekerjaan SPM dikerjakan oleh konsorsium ORWELL.
“Kami telah melaksanakan seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini," papar Yenni.
Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi US$ 1,2 miliar.
Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada tahun 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125 ribu barel per hari menjadi 240 ribu barel per hari.
Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery) ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada tahun 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Sedangkan NGRR ditetapkan di Tuban dan Bontang. (Pew/Gdn)