Sukses

Pindad Serahkan Senjata Bawah Air Canggih ke Kemenhan

Kali ini, Pindad memproduksi Senjata Serbu Bawah Air

Liputan6.com, Jakarta PT Pindad (Persero) kembali melahirkan produk baru. Kali ini, Pindad memproduksi Senjata Serbu Bawah Air. Produk tersebut juga sudah diserahkan ke Kementerian Pertahanan.

Dikutip Liputan6.com dari informasi perusahaan, pengenalan dan penyerahan senjata terbaru itu dilakukan dalam acara penyerahan 15 produk First Article (FA) Program Pengembangan Teknologi Industri Pertahanan (Bangtekindhan) Tahun Anggaran 2016 yang dilaksanakan di Kementerian Pertahanan‎.

Program Bangtekindhan ini dimulai pada tahun 2016 dan merupakan program yang sangat mendasar dalam memulai upaya mewujudkan kemandirian Alutsista TNI. Untuk itu, TNI sebagai pengguna diharapkan dapat memanfaatkan produk ini untuk mendukung pembangunan kekuatan.

Selain itu, program ini juga merupakan bukti kesungguhan TNI untuk menggunakan produk industri pertahanan dalam negeri dan merupakan feedback kepada industri pertahanan dalam negeri untuk penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut.

Mengenai Senjata Serbu Bawah Air, dijelaskan Pindad, ‎senjata ini memiliki kaliber 5.56 mm dengan jarak tembak efektif hingga 30 meter di bawah permukaan air.

Senjata ini akan mendukung tugas operasi infiltrasi maupun sabotase bawah air yang digunakan oleh pasukan khusus. PT Pindad (Persero) telah melakukan usaha maksimal agar kualitas kedua senjata tersebut telah sejajar dengan senjata buatan luar negeri.

Pernah dijelaskan oleh Silmy Karim yang saat itu memimpin Pindad, ‎senapan ini dibuat demi mendukung pasukan khusus TNI, di mana TNI AL dengan Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), dan Pasukan Intai Amfibi (Taifib)‎.

"Kita kembangkan sejak 2013, kemungkinan akan launching pada 2017, kita sedang sempurnakan terus agar menjadi senjata yang unggul‎," kata Silmy saat itu.

Dikatakan Silmy, selama ini pasukan khusus TNI tersebut masih dibekali oleh senapan buatan Rusia yang bernama‎ APS (Avtomat Podwodnyy Spetsialnyy). Senapan bawah air Rusia ini pertama kali dikenalkan pada 1975. Namun sampai sekarang APS masih menjadi andalan beberapa pasukan khusus di masing-masing negara.

Untuk itulah, Pindad dengan TNI AL mengembangkan senapan dengan jenis yang sama. SSBA ini merupakan turunan dari SS1 Marinize, di mana senapan ini dikembangkan dengan sistem tahan air.

"Konsep bawah air itu beda dengan tahan air. Kalau bawah air itu ya bisa menembak di bawah air, tapi kalau tahan air itu, baru bisa digunakan kalau sudah keluar dari air," jelas Silmy.

Pemenuhan untuk pasukan khusus TNI tersebut merupakan alasan khusus dari pengembangan SSBA. Namun menurut Silmy tujuan utama adalah upaya untuk menjadikan Indonesia menjadi negara mandiri dalam membuat alutsista sehingga mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri. (Yas)