Liputan6.com, Bandung - Bank Indonesia meminta kepada masyarakat untuk bisa mengendalikan diri dalam berbelanja menggunakan Kartu Kredit (KK). BI ingin masyarakat tak memiliki kartu kredit banyak.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eni V Panggabean mengaku, saat ini banyak masyarakat yang terlalu gampang dalam mengggunakan kartu kredit.
Baca Juga
"Jangan kebanyakan kartu kredit, karena kebanyakan itu nanti biasanya jadi lupa, ini yang bahaya," kata Eni saat Pelatihan Wartawan Ekonomi Bank Indonesia di Bandung, Sabtu (18/2/2017).
Advertisement
Persoalan yang sering timbul tersebut, dipaparkan Eni bisa mempengaruhi kinerja perbankan itu sendiri, terutama dalam indikator Nett Performing Loan (NPL).
Tak hanya masyarakat yang diingatkan untuk lebih efektif dalam penggunaan kartu kredit, Eni juga meminta kepada bank untuk tidak jor-joran dalam menarik transaksi melalui kartu kredit tersebut.
Sampai saat ini, pendapatan perbankan dari bunga kartu kredit tersebut masuk dalam fee based income. Jika pengelolaan ini tidak hati-hati, maka bisa merugikan perbankan yang bersangkutan.
"Ada yang sampai hadiahnya mobil Roll Royce, diskon hingga 70 persen setiap pembelian produk tertentu, itu jor-joran, negara lain itu tidak seperti kita, karena itu semua biaya yang ditanggung perbankan," papar dia.
Sampai saat ini, jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia sebanyak 17,4 juta. Jumlah itu hanya 9 persen dari total pemilik rekening di perbankan yang berjumlah 190 juta rekening.
Dengan jumlah itu, dipastikan Eni masih banyak yang bisa dikembangkan dalam penggunaan kartu kredit tersebut. Hanya saja dalam pengelolaan dan penggunaannya harus dilakukan lebih bijak dan efisien. (Yas)