Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia melemah di awal perdagangan pekan ini, karena ketidakpastian politik dan langkah kehati-hatian investor. Sementara Dolar Amerika Serikat (AS) melunak menjelang pernyataan Federal Reserve.
Melansir laman Reuters, Senin (20/2/2017), indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang mereda 0,1 persen, menjauh dari posisi tertinggi dalam 19 bulan yang sempat dicapai pekan lalu.
Sementara indeks Nikkei Jepang tergelincir 0,5 persen, terpicu kekecewaan akan data ekspor domestik negara ini pada Januari, dengan impor melebihi perkiraan.
Baca Juga
Di akhir pekan lalu, Wall Street kembali melemah usai ketiga indeks utama mencetak rekor tertinggi. Dow Jones Industrial Average naik sekitar 10 poin, menutup perdagangan di level tertinggi.
Pasar Asia antara lain dibayangi, rencana pertemuan para pejabat The Fed membahas suku bunga. Beredar spekulasi jika bank sentral bisa menaikkan kembali tingkat suku bungan pada Maret terpicu penguatan dolar AS.
Adapun pada hari Senin ini, dolar turun 0,1 persen terhadap sekeranjang mata uang di posisi 100,850 dan sedikit berubah terhadap pada yen di level 112,91.
Kondisi politik di Eropa juga mempengaruhi pasar. Salah satunya terkait Pemilu di Jerman. Dalam sebuah jajak pendapat, calon dari Partai Demokrat Sosial Jerman (SPD) berada di depan dari calon Uni Merkel Christian Democratic Angela Merkel.
Advertisement
Sementara harga minyak hampir tidak berubah setelah mengalami penurunan mingguan pertama dalam lima pekan karena pasar mempertimbangkan kenaikan pengeboran di AS dan kondisi stok terhadap upaya produsen besar untuk memangkas produksi untuk mengurangi membanjirnya pasokan global.
Harga minyak Brent berjangka naik 4 sen di US$ 55,77 per barel, sementara AS West Texas Intermediate untuk pengiriman April naik satu sen ke posisi US$ 53,79 per barel. (Nrm/Gdn)