Sukses

Maksimalkan Produktivitas di Musim Penghujan, Kementan Siapkan Embung Pertanian Penampung Air

Memasuki musim penghujan Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah untuk menggenjot produktivitas pertanian dengan salah satunya membuat wadah embung air untuk pertanian.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena iklim yang memicu anomali kenaikan suhu El Nino yang mengakibatkan kekeringan menjadi pembelajaran bagi pertanian Indonesia. Memasuki musim penghujan Kementerian Pertanian melakukan berbagai langkah untuk menggenjot produktivitas pertanian dengan salah satunya membuat wadah embung air untuk pertanian.

Hal itu dilakukan oleh Program UPLAND dalam salah satuprogramnya pengembangan infrastruktur irigasi. Embung penampungan air yang selalu terisi di musim penghujan dapat digunkanan oleh petani agar tidak khawatir lagi terhadapnya kukurangan air.

"El-nino harus menjadi salah satu pembelajaran pertanian. Sebab dampaknya tidak hanya di Indonesia tapi dunia. Terjadinya krisis pangan yang mengancam duania," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/12/2023).

Lebih lanjut Arman mengayakan, selain pembuatan embung, UPLAND Project melakukan pembangunan irigasi lain program pengembangan prasarana. Semuanya dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia.

 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan, selain embung irigasi yang dilakukan UPLAND yakni meliputi Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), irigasi perpompaan atau perpipaan dan kelengkapannya. Irigasi air tanah, dam parit, dan long storage.

"Pembangunan infrastruktur irigasi dilakukan tidak lain sebagai support UPLAND kepada petani agar terus dapat produktif sehingga tetap mendapatkan nilai ekonomi," kata Ali.

Dia menilai setiap pembangunan infrastruktur irigasi harus sesuai dengan ketentuan seperti harus bedasarkan hasil survey, Investigasi dan Desain (SID) oleh tim teknis. Lokasi dilengkapi dengan peta geospasial dan tersedianya sumber air, serta mekanisme bantuan sesuai dengan AWPB dan Procurement Plan.

Data terakhir pembangunan embung atau dam parit tersebar di 10 Kabupaten. Di Kabupaten Gorontalo sebanyak lima unit, Lebak enam unit, Lombok Timur 11 unit, Magelang 10 unit, Banjarnegara satu unit, Malang tiga unit Minahasa Selatan 10 unit. Kemudian Subang 13 unit, Sumenep 44 unit, Tasikmalaya delapan unit.

"Selain infrastruktur irigasi UPLAND juga membantu infrastruktur jalan usaha tani, alat dan mesin pertanian serta alat pengolahan pasca panen," kata Ali.

 

Dari rekap realisasi fisik terbaru, UPLAND telah membangun infrastruktur irigasi diantaranya terasering seluas 457 ha, Embung/Dam Parit sebanyak 111 unit, bak retensi seluas 100 ha, sistem irigasi seluas 1.974 ha, Saluran Irigasi sepanjang 118 km, dan perpipaan sebanyak 257 unit. Perlu diketahui, UPLAND Project terselenggara atas kerjasama dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund For Agricultural Development (IFAD).

Saat ini UPLAND Project telah berada di 13 kabupaten dengan memegang konsep integrasi antara sektor hulu (on farm) dan pasca panen (off farm).

Sebanyak 13 Kabupaten binaan UPLAND tersebut di antaranya, Banjarnegara yang memiliki luas lahan 500 hektare mampu mengintegrasikan komoditas kopi dengan ternak domba, Lebak seluas 450 hektare lahan untuk area manggis, Garut seluas 200 hektare area bibit kentang, Tasikmalaya seluas 500 hektare area padi organik.

Selanjutnya Subang seluas 1.165 hektare area manggis, Minahasa Selatan seluas 840 hektare area kentang, Gorontalo seluas 70 hektare area Pisang Gape, Lombok Timur seluas 811 hektare area bawang putih, Purbalingga seluas 320 hektare area kambing dan lada putih.

Ada juga Malang seluas 300 hektare area bawang merah, Magelang seluas 2.000 hektare area padi organik, Sumenep seluas 460 hektare area bawang merah, dan Sumbawa seluas 800 hektare area dengan komoditi bawang merah.