Sukses

Industri Perhiasan Minta Kemudahan Impor Bahan Baku dan Mesin

Industri perhiasan lokal membutuhkan tambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Liputan6.com, Surabaya - Industri perhiasan dalam negeri meminta dukungan pemerintah terkait pengembangan pasar ekspor. Bentuk dukungan, salah satunya dengan mempermudah impor bahan baku dan permesinan yang pasokannya masih terbatas di dalam negeri.

Direktur Utama PT Untung Bersama Sejahtera Eddy Susanto Yahya mengatakan, industri perhiasan merupakan jenis industri yang unik karena merupakan penggabungan antara industri padat modal dan juga padat karya. Selain itu, industri ini juga memiliki potensi ekspor yang masih bisa terus digali.

"Industri sangat unik, beda dengan industri lain karena padat teknologi. Seperti proses rantai harus dibuat dengan mesin dari Italia. Pembeli minta model rantai dibuat ringan dengan berat hanya 1 gram. Itu harus dibuat dengan mesin karena kawatnya lebih kecil dari rambut kita.‎ Tapi juga padat karya, produk seperti anting dan lain-lain harus dengan tangan," ujar dia di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/2/2017).

‎Susanto mengungkapkan, industri perhiasan lokal membutuhkan tambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini bisa dilakukan dengan pembelian mesin bekas dari Italia.

Saat ini industri perhiasan di negara tersebut tengah menurun sehingga mesin bekasnya diimpor dan digunakan di dalam negeri.

"Industri perhiasan di Italia banyak yang bangkrut. Ini bisa manfaatkan dengan impor mesin bekas dari sana. Mesin-mesin ini kita rekondisi dan dipakai di dalam negeri," dia menjelaskan.

Selain itu, impor bahan baku untuk industri ini juga kerap mendapatkan hambatan karena beberapa diantaranya masuk dalam ketegori larangan terbatas (lartas). Pemerintah pun diminta untuk mencari solusi dari hal ini.

"Misalnya impor bahan kimia untuk pembersihan. Dalam proses produksi perhiasan kan pakai oli, itu perlu dibersihkan dengan bahan kimia ini. Ini porsinya sampai 50 persen, jadi memang cukup besar," tandas dia.(Dny/Nrm)

Video Terkini