Sukses

Komentar Pejabat The Fed Tekan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.339 per dolar AS hingga 13.355 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelemahan rupiah ini seiring dengan mata uang lainnya di Asia.

Mengutip Bloomberg, Selasa (28/2/2017), rupiah dibuka di angka 13.355 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.341 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.339 per dolar AS hingga 13.355 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,98 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.347 per dolar AS. Patokan hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.339 per dolar AS.

Pada perdagangan hari ini, dolar AS menguat dan menutup kerugian yang telah dibukukan pada awal pekan lemarin. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan dolar AS kemarin masih mengenai kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump.

Beberapa pelaku pasar atau pedagang tak sabar menunggu realisasi kebijakan stimulus fiskal sehingga melakukan aksi jual dan membuat dolar AS melemah.

Sedangkan pada perdagangan hari ini, dolar AS kembali menguat dan menekan sebagian besar mata uang dunia termasuk juga rupiah karena sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Penguatan dolar AS tersebut terjadi setelah Deputi Gubernur the Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan bahwa rencana kenaikan suku bunga sepertinya akan lebih cepat melihat beberapa data ekonomi yang telah keluar. Selain itu, Robert juga mengatakan sebaiknya the Fed tidak terlalu mengutamakan ekspektasi pasar.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah stabil dengan kecenderungan melemah di perdagangan Senin sejalan dengan pelemahan beberapa kurs di Asia. "Inflasi yang dirilis esok siang masih menjadi fokus utama dan diperkirakan naik signifikan," jelas dia.

Realisasi pendapatan dan belanja pemerintah sepanjang Januari 2017 yang lebih baik, menjadi kabar positif. "Rupiah berpeluang mempertahankan sentimen pelemahannya pada hari ini,' tutup dia. (Gdn/Ndw)