Sukses

Kedatangan Raja Arab Tingkatkan Kepercayaan Investor

‎Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ‎ke Indonesia disebut akan menjadi sejarah bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - ‎Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ‎ke Indonesia disebut akan menjadi sejarah bagi Indonesia. Sebab, kedatangan orang nomor 1 di negara Islam tersebut membawa rombongan dalam jumlah yang sangat banyak.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, para pengusaha di dalam negeri mengapresiasi ‎kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Kedatangan ini dinilai akan membawa dampak positif bagi Indonesia.

"Kami dari pelaku usaha sangat mengapresiasi kunjungan Raja Arab ke Indonesia. Ini sejarah. Karena datang dengan membawa 1.500 orang," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Kedatangan Raja Arab ini ke Indonesia juga akan membawa sejumlah investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Hal itu tentu secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan asing terhadap iklim investasi di Indonesia.

"Beliau juga akan menanamkan investasi sekitar Rp 325 triliun. Ini investasi yang luar biasa dan diharapkan mampu mendongkrak kepercayaan asing ke kita sekaligus perekonomian kita,"‎ tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud akan berada di Indonesia pada 1-9 Maret 2017. Raja Salman rencananya akan membawa 25 pangeran dan 10 menteri dalam 1.500 rombongan dari negeri minyak tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, Raja Arab dan rombongannya akan berkunjung ke Jakarta dan Bali dalam rangka investasinya di Indonesia. "Kalau itu (Raja Salman) lebih karena investasi mereka ke sini," kata dia.

Menurut Darmin, Arab Saudi berencana membangun kilang minyak dan pabrik petrokimia di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan juga, investor Arab Saudi kepincut sektor lain untuk kegiatan penanaman modalnya di Indonesia.

"Mereka itu kan akan bangun kilang dan petrokimia. Tapi mungkin juga yang lain. Jadi ini urusan investasi," ujarnya. (Dny/Gdn)