Sukses

Ekonomi China Terus Melambat karena AS, Bagaimana dengan RI?

Pemerintah China memangkas pertumbuhan ekonomi menjadi 6,5 persen pada 2017 atau terendah dalam 25 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan perlambatan ekonomi China pada tahun ini tidak akan berdampak besar ke Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi China diprediksi makin merosot pasca Amerika Serikat (AS) menerapkan kebijakan perdagangan lebih protektif dan rencana kenaikan tingkat bunga The Fed tahun ini.

"Sebetulnya ekonomi China cenderung melambat setelah Amerika seperti itu," jelas Darmin di kantornya, Jakarta, Senin (6/3/2017).

Pemerintah China memangkas pertumbuhan ekonomi menjadi 6,5 persen pada 2017 atau terendah dalam 25 tahun. Sebelumnya ekonomi China diperkirakan tumbuh sebesar 6,7 persen di tahun ini.

"Selama ini orang Indonesia sudah banyak memikirkan bagaimana dampak kebijakan Trump ke Indonesia. Tapi rupanya dampaknya ke sana dulu (China)," Darmin menambahkan.

Dia meyakini, Indonesia tidak akan terpengaruh banyak dari penurunan pertumbuhan ekonomi China, walaupun ketergantungan ekspor cukup besar, diantaranya hasil pertambangan, komoditas perkebunan, produk industri, dan lainnya.
 
"Tidak begitu besar pengaruhnya karena China turunnya tidak besar dari 6,7 persen ke 6,5 persen walaupun ekspor kita ke sana ada industri, hasil tambang, sumber daya alam, tapi tidak besar lah," kata Mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

Menurutnya, perlambatan ekonomi China, termasuk dunia bukan merupakan hal yang baru. Perlambatan ini sudah terjadi sejak 2012. "Kondisinya sudah sejak 2012, jadi jangan anggap masalah ini sudah serius sekali, tidak. Memang ada dampaknya tapi tidak membuat kemudian banyak berubahnya," tandas Darmin.(Fik/Nrm)