Liputan6.com, New York - Harga emas jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut tertekan komentar Gubernur Federal Reserve Janet Yellen yang memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga terjadi bulan ini.
Melansir laman Reuters, Selasa (7/3/2017), harga emas di pasar Spot turun 0,6 persen menjadi US$ 1.226,61 per ounce, setelah meluncur turun ke posisi US$ 1.222,51 yang merupakan posisi terendah sejak 15 Februari.
Sementara harga emas berjangka AS susut 0,08 persen menjadi US$ 1.225,50 per ounce.
Advertisement
Yellen mengatakan pekan lalu bahwa Fed siap untuk menaikkan patokan suku bunga AS dengan mengacu pada penambahan lapangan kerja dan data inflasi yang naik.
Baca Juga
Komentar ini dilihat sebagai tanda The Fed akan memutuskan tentang kenaikan suku bunga pada pertemuan yang berlangsung pada 14-15 Maret.
"Ekonomi kami sekarang mengharapkan tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2017 dan dua pada 2018, " menurut catatan Standard Chartered.
Kenaikan suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan mata uang AS dan membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Komentar Fed telah menjadi semakin hawkish," kata Analis Societe Generale Robin Bhar.
Memang, berdasarkan laporan pekerjaan bulanan termasuk non-farm
payrolls, terlihat naik 190 ribu.
Namun, pedagang mengatakan bahwa ketegangan geopolitik yang dibuat Korea Utara dengan menembakkan empat rudal balistik ke laut lepas
pantai laut Jepang akan mendukung bullion.
"Pemilu Eropa juga merupakan sumber ketidakpastian, emas akan mendapatkan dukungan dari itu," kata salah seorang pedagang.
Pasar juga akan menunggu keputusan kebijakan moneter dari Bank Sentral Eropa.