Liputan6.com, Jakarta Airbus bersama dengan Royal Air Force (RAF) kemarin telah singgah di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta. Rombongan tersebut tiba dengan menggunakan pesawat jumbo militer Airbus A400M.
Persinggahannya di Indonesia menjadi yang ke dua kalinya, setelah sebelumnya terjadi pada 2012. Tujuan utama Airbus membawa A400M adalah menawarkan pesawat angkut militer jumbo tersebut ke TNI. Lalu apa kehebatan dari Airbus A400M?
Dikutip Liputan6.com dari data Airbus, Selasa (7/3/2017), Airbus A400M adalah pesawat angkut multifungsi. Pesawat tersebut dapat menjalankan tiga tugas yang berbeda: misi taktis jarak pendek, misi strategis jarak jauh, serta sebagai tanker.
Advertisement
Airbus A400M memiliki empat counter-rotating turbofan Europrop International (EPI) TP 400 dengan cakupan penerbangan atau flight envelope yang luas dalam hal kecepatan dan ketinggian.
Airbus mengklaim A400M merupakan pesawat angkut yang ideal untuk memenuhi kebutuhan misi militer maupun kemanusiaan bagi masyarakat di negara mana pun.
Baca Juga
Airbus A400M diluncurkan pada 2003 untuk menjawab berbagai kebutuhan tujuh negara Eropa yang tergabung di dalam OCCAR (Belgia, Perancis, Jerman, Luksemburg, Spanyol, Turki, dan Inggris), serta Malaysia yang bergabung di tahun 2005. Ini adalah salah satu alasan utama yang melatarbelakangi kemampuan multifungsi A400M yang luar biasa.
Penerbangan perdana pesawat angkut ini berlangsung pada 11 Desember 2009 dan pengiriman Airbus A400M pertama dilaksanakan pada 1 Agustus 2013 kepada Angkatan Udara Perancis.
Pesawat ini memiliki lebar 5,64 meter setara dengan rangka pesawat berbadan lebar A330/A340. Sedangkan bagian dalam pesawat selebar 4 meter, dengan tinggi hingga 4 meter dan panjang hampir 18 meter.
Dengan dimensi tersebut memungkinkan pesawat ini membawa kargo berukuran besar dalam jumlah banyak, termasuk misalnya tank dan helikopter NH90 atau CH-470 Chinook, ataupun dua buah kendaraan pengangkut infantri (ICV) Stryker yang masing-masing seberat 17 ton, untuk kebutuhan militer.
Airbus A400M juga dapat mengangkut truk semi-trailer seberat 25 ton dengan peti kemas berukuran 6 meter, perahu penyelamatan, ataupun peralatan pengangkut besar lain seperti mesin pengeruk atau penderek yang dibutuhkan dalam upaya penyelamatan pasca bencana alam.
Selain itu, A400M adalah satu-satunya pesawat angkut yang bisa menerbangkan peralatan- peralatan tersebut langsung ke tempat tujuan, berkat karakteristik pendaratannya yang unik. Dengan 12 roda utama yang dirancang untuk bekerja di atas bebatuan, kerikil maupun pasir, penyerapan daya kejut yang efisien ke dalam struktur rangka pesawat, serta risiko minimal dari kerusakan akibat benda asing.
Pesawat A400M dapat mendarat dan terbang dari landasan pacu tak beraspal yang pendek, lembut ataupun kasar sekalipun sesuai standar CBR4.
Karakteristik ini memungkinkan A400M untuk, misalnya, memastikan bantuan kemanusiaan dapat segera tiba di tujuan dalam jangka waktu yang sangat pendek setelah terjadi bencana.
Saat di darat, A400M dirancang untuk bongkar-muat kargo secara cepat dan otomatis tanpa perlengkapan pendukung khusus. Dilengkapi dengan alat kerek (winch) berdaya 32 ton di atas pesawat, serta alat derek (crane) berdaya 5 ton, area kargo dioptimalisasi untuk operasi dengan satu loadmaster dari unit kerja yang sepenuhnya terkomputerisasi, di mana loadmaster sebelumnya dapat merencanakan pengangkutan dari sebuah sumber data.
Serbaguna
Berkat teknologi terbarunya, A400M mampu terbang hingga 4.700 mil laut/8.700 km, dengan ketinggian jelajah hingga 37.000 kaki dan kecepatan hingga Mach 0.72, serupa dengan kemampuan pesawat angkut bertenaga jet. Hal ini menjadikan A400M potensial untuk misi strategis atau logistik.
Ketika terbang di kecepatan dan ketinggian lebih, A400M dapat merespon krisis dengan lebih cepat pula karena dapat menerbangkan kru yang bertugas lebih jauh dalam sehari. Oleh karena itu, A400M lebih efisien ketimbang pendahulunya.
Dan karena dapat terbang lebih tinggi, A400M dapat memposisikan diri di atas turbulensi, dan dengan demikian mengurangi kelelahan kru, penumpang dan pasukan.
Kontrol fly-by-wire dan perlindungan flight envelope lainnya memudahkan kru dan, yang paling penting, pilot untuk mencapai kinerja pesawat yang optimal hanya dengan input tunggal dan sederhana pada tongkat kendali – misalnya, dalam hal manuver menghindar, mengurangi risiko hilangnya daya angkat atau tekanan berlebihan pada rangka pesawat.
Dengan kemampuannya terbang lebih tinggi dan lebih cepat, A400M juga menjadi pesawat tanker ideal untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat jet tempur dan pesawat berukuran besar lainnya pada kecepatan dan ketinggian yang sesuai untuk pesawat penerima.
Pengisian ulang bahan bakar dapat dilakukan melalui dua pod yang terletak di bawah sayap ataupun melalui unit pengisian ulang yang terletak di garis tengah badan pesawat. Kemampuan pengisian bahan bakar di udara memungkinkan A400M secara cepat diubah menjadi tanker.
Pesawat kemudian dapat disesuaikan untuk skenario operasional yang berubah-ubah, sehingga mampu menjalankan berbagai tipe misi sesuai kebutuhan. Kemampuan adaptasi ini hanya dapat ditemukan di A400M, yang juga dapat diisi ulang di udara.
A400M juga cocok untuk misi terjun payung dan mampu memfasilitasi penerjunan dari ketinggian 40 ribu kaki untuk operasi oleh pasukan khusus hingga terbang serendah 15 kaki untuk mengirimkan muatan. Pesawat ini dapat membawa sebanyak 116 orang penerjun beratribut lengkap, yang dapat terjun berdua-dua melalui ramp atau pintu payung samping .
Kemampuan penerjunan pasukan secara simultan ini dapat dicapai aerodinamika pesawat, serta memungkinkan para penerjun untuk berkat mendara sehingga mereka dapat lebih cepat bergabung dan menjalankan Daya tahan dan tingkat keandalan tinggi t ugasnya.
A400M dirancang secara spesifik agar sulit dideteksi. A400M sulit untuk ditemukan, dihantam, dan dilumpuhkan. t ahan lapisan Dari segi down-time, A400M dirancang untuk menjadi pesawat angkut yang fly-by-wire kerusakan, pengaman paling diandalkan. (Yas/Gdn)