Sukses

Industri Gula Indonesia Tertinggal Jauh dari Thailand

Pabrik gula di Thailand itu rata-rata kapasitasnya sudah minimal 10 ribu TCD, sementara Indonesia masih rata-rata 2.000 TCD.

Liputan6.com, Jakarta - Industri gula di Indonesia pernah mengalami kejayaan di tahun 1930-an. Saat itu Indonesia pernah mengekspor gula ke berbagai negara, bahkan menjadi salah satu negara pemasok gula terbesar di dunia.

Sayangnya kejayaan itu perlahan mulai pudar, pabrik-pabrik gula yang menjadi saksi kejayaan saat itu saat ini tengah kembang kempis antara hidup atau mati.

Minimnya inovasi dan pengembangan industri gula ini menjadikan produksi gula Indonesia perlahan mulai berkurang. Bahkan jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia jauh tertinggal.

"Pabrik gula di Thailand itu rata-rata kapasitasnya sudah minimal 10 ribu TCD, sementara kita masih rata-rata 2.000 TCD, bahkan Thailand saat ini sedang bangun yang 50 ribu TCD, jadi bagai bumi dan langit," kata Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi‎ Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Kamis (9/3/2017).

‎Meski Thailand memiliki wilayah yang lebih kecil dibanding Indonesia, namun produksi gula Negeri Gajah tersebut mencapai 12 juta ton per tahun dengan konsumsi dalam negeri 3 juta ton Sedangkan Indonesia pada 2016 total produksi hanya 2,2 juta ton dengan konsumsi mencapai 5,7 juta ton.

Dari data-data itu, justru dijadikan Wahyu sebagai semangat Kementerian BUMN dalam mengembangkan pabrik gula BUMN. Pengembangan itu mulai dari sinergi pabrik gula hingga pendrian pabrik baru.

Dari peta jalan (roadmap) Kementerian BUMN, pabrik gula yang saat ini sebanyak 45 pabrik, pada 2020 akan disederhanakan hanya menjadi 22 pabrik.

"Jadi nanti kita akan sinergikan pabrik gula yang tidak champion ke yang champion, nanti rata-rata pabrik gula yang kita kembangkan yang memiliki kapasitas produksi di atas 4.000 TCD," tegas Wahyu.

Pada 2016, dengan 45 pabrik, BUMN mampu memproduksi gula sebanyak 1,2 juta ton. Pada 2017 dengan berbagai efisiensi produksi BUMN ditargetkan mengalami peningkatan menjadi 1,6 juta ton. (Yas/Gdn)