Liputan6.com, Jakarta - Ketika Amerika Serikat (AS) masuk dalam era resesi, banyak perusahaan yang masih berumur jagung tak selamat. Sebagian besar terlilit utang dan tak bisa melunasinya. Daya beli konsumen yang rendah menjadi salah satu alasan perusahaan tersebut gulung tikar.Â
Perusahaan-perusahaan terus melakukan produksi tetapi tak ada yang membeli. Alhasil, pendapatan perusahaan yang bisa menutupi pinjaman modal kerja. Bahkan banyak juga yang tak bisa membayar gaji pegawainya.Â
Namun di luar itu, ada juga beberapa perusahaan yang bisa bertahan. Sebagian besar perusahaan tersebut memang tak memiliki utang yang besar. Bahkan ada juga beberapa perusahaan yang tak memiliki utang karena telah melunasinya sebelum resesi datang.Â
Advertisement
Memang, membangun sebuah perusahaan harus siap dengan apapun yang terjadi. Pemimpin perusahaan harus menyiapkan langkah-langkah atau hitungan-hitungan agar bisa terbebas dari utang.Â
Untuk mewujukan hal tersebut memang tak gampang tetapi bukan berarti tak bisa. Dikutip dari bizjournals, Kamis (20/4/2017), berikut ini tips agar perusahaan bisa terbebas dari utang:
Baca Juga
1. Melunasi utang terkecil dahulu
Beban utang yang kecil lebih mudah dilunasi. Oleh sebab itu, disarankan agar Anda yang memiliki perusahaan melunasi utang yang lecil dahulu.Â
Jika utang tersebut sudah lunas, maka Anda akan mendapat semangat untuk terus melunasi utang-utang lain yang lebih besar. Sebuah kemenangan kecil bisa Anda dapat dengan lunasnya utang kecil tersebut dan memberikan dorongan untuk melunasi utang yang lain.
2. Jujur kepada tim
Biarkan tim yang Anda bangun tahu bahwa perusahaan memiliki utang. Dengan begitu, tim akan juga memiliki tanggunjawab untuk membantu mendorong pertumbuhan perusahaan dengan baik. Mereka akan ikut mendedikasikan tenaga untuk pertumbuhan bisnis.Â
3. Gunakan uang tunai
Singkirkan semua kartu kredit. Jangan pernah sekali-kali melunasi utang dengan kartu kredit. Banyak perusahaan baru yang bermain-main dengan utang dengan melunasinya dengan kartu kredit, itu salah.Â
Apalagi jika kartu kredit yang digunakan adalah kartu kredit pribadi. Jangan pernah mencampurkan keuangan pribadi dengan keuangan perusahaan meskipun sekecil apapun. (Dian Ayu/Gdn)