Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Senin pekan ini. Penguatan rupiah tersebut seiring dengan mata uang lain di Asia.Â
Mengutip Bloomberg, Senin (13/3/2017), rupiah dibuka di angka 13.359 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.376 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.341 per dolar AS hingga 13.372 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,87 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.364 per dolar AS. Patokan tersebut menguat jika dibandingkan dengan patokan pada Jumat lalu yang ada di angka 13.393 per dolar AS.
Sejak Jumat lalu memang penguatan dolar AS tertahan. Hal tersebut yang membuat beberapa mata uang di Asia mampu bergerak stabil dan rumah mampu menguat di awal perdagangan hari ini.
Apalagi, Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyatakan akan menjadikan Jepang sebagai salah satu mitra perdagangan utama ke AS.
Hal tersebut membuat yen Jepang terus menguat terhadap dolar AS dan diikuti dengan beberapa mata uang Asia lainnya. "Pertemuan G20 juga akan berdampak besar kepada pergerakan dolar AS," jelas Analis JPMorgan Asset Management Yoshinori Shigemi.
Ia melanjutkan, pada pekan ini memang dolar kemungkinan akan menguat jika memang Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) benar-benar menaikkan suku bunga.
Namun penguatan tersebut akan tertahan karena ada pertemuan G20. "Dari beberapa pembicaraan banyak yang ingin dolar AS tidak menguat terlalu besar," tambah dia.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, ruang pelemahan rupiah terbuka dalam jangka pendek tetapi bisa terhalangi data neraca perdagangan jika membukukan kinerja baik pada pekan ini. (Gdn/Ndw)