Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA bakal mengucurkan dana untuk proyek infrastruktur di tahun 2017. Rencananya, perseroan akan memberikan pembiayaan pada proyek PT PLN (Persero).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pembiayaan infrastruktur BCA belum terlalu besar. Pihaknya juga akan berhati-hati lantaran proyek infrastruktur merupakan proyek jangka panjang.
"Kita lihat di sisi lain industri itu banyak juga tanda petik yang akan dan tahun ini digerakan yaitu sektor infrastruktur. Kita sendiri ikut serta dalam pitching beberapa infrastruktur. Tapi memang belum terlalu besar. Kita akan selektif melihat proyek infrastruktur yang visible yang secara komersial baik buat kita. Dan berguna bagi masyarakat," jelas dia dalam Analyst Meeting di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Bank BCA Rudy Susanto mengatakan, perseroan akan menggunakan dana pihak ketiga (DPK) untuk pembiayaan infrastruktur. Perseroan telah melakukan kajian untuk mencari dana yang bisa digunakan untuk proyek jangka panjang ini.
"Selalu ada miss match karena funding kita tidak ada 10 tahun, kita akan semacam cek jadi kita harus lihat funding kita misal dari tabungan, giro, DPK berapa yang keluar, itu bertahun-tahun data harus dipelajari yang stay BCA berapa besar. Kita analisis terhadap data tapi perlu waktu bertahun sampai kita yakin ini akan tetap di sini," kata dia.
Dia mengatakan, BCA akan melakukan pembiayaan pada proyek PLN. Dia bilang, terdapat 7 pihak yang terlibat dan terdiri dari sindikasi bank dan lembaga pembiayaan yaitu PT Indonesia Infrastructure Finance (IFF) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
"Biasanya mereka (PLN) beberapa proyek digabung jadi satu," ujar dia.
Rudy tak membeberkan secara rinci nilai proyek tersebut. Namun, pembiayaan yang diberikan akan mencapai 80 persen dari nilai proyek.
"Tapi BCA mungkin Rp 3 triliun- Rp 2,5 triliun. Biasanya 4 bank terus ada infra IFF, SMI yang ikut-ikut itu saja. 7 peserta," ujar dia.