Sukses

Kelebihan Stok Minyak AS Susutkan Harga Minyak Mentah

Analis memprediksi penurunan harga minyak mungkin tidak akan terlampau besar.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia tercatat lebih rendah terpicu pertanyaan investor tentang pembengkakan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) bisa menghambat upaya OPEC membatasi output dan mengurangi kekenyangan global.

Melansir laman Reuters, Selasa (14/3/2017), harga minyak berjangka Brent turun 2 sen menjadi US$ 51,35 per barel. Harga minyak jenis ini mencapai sesi terendahnya di US$ 50,85 sejak 30 November.

Sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) susut 9 sen menjadi US$ 48,40 per barel.

Analis memprediksi penurunan harga minyak mungkin tidak akan terlampau besar. Harga telah jatuh lebih dari 8 persen sejak Senin lalu. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar dalam empat bulan.

Harga minyak sebenarnya telah naik lebih dari dua bulan seiring berkurangnya produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Namun kini pasar menghadapi kenyataan jika produksi minyak AS cukup tinggi sehingga pasar minyak global tetap kelebihan pasokan.

"Tumbuh skeptisisme bahwa penurunan produksi telah berlaku cukup lama untuk mengurus kelebihan," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar Tradition Energy.

Dia menambahkan, kemudian saat ini ada kesadaran bahwa perjanjian enam bulan negara anggota OPEC tidak cukup panjang untuk menyeimbangkan pasar.

Goldman Sachs dalam catatannya meyakini bahwa harga komoditas minyak WTI berada di posisi US$ 57,50 pada kuartal kedua.

OPEC dan produsen minyak utama lainnya, termasuk Rusia, mencapai kesepakatan pada akhir November untuk mengendalikan produksi minyak hingga hampir 1,8 juta barel per hari (bph) pada semester pertama 2017.

Meskipun negara-negara OPEC telah mematuhi kesepakatan pembatasan pasokan, yang dipimpin Arab Saudi, namun kenyataannya persediaan minyak AS terus naik hinga membanjiri pasar.

Video Terkini