Liputan6.com, New York - Harga emas melemah terimbas potensi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Pemilu di Eropa yang menciptakan ketidakpastian politik dunia ikut mempengaruhi harga logam mulia ini.
Melansir laman Reuters, Selasa (14/3/2017), harga emas di pasar spot turun 0,01 persen menjadi US$ 1.204,30 per ounce. Pada jumat pekan lalu, harga emas di posisi US$ 1.194,55 per ounce, level terendah sejak Januari 31.
Baca Juga
Sementara harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi US$ 1.203,0 per ounce.
Advertisement
Investor terus mencermati Pemilu di Belanda yang akan berlangsung Rabu. Tampaknya peluang partai Eurosceptic untuk berkuasa di Belanda
dipandang kecil.
Rabu juga merupakan hari kedua berlangsungnya pertemuan Federal Reserve AS. Bank Sentral ini diprediksi akan memutuskan menaikkan suku bunganya sebagai hasil pertemuan selama dua hari tersebut.
Keputusan tersebut bisa mendongkrak mata uang AS, dan membuat komoditas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal, salah satunya emas.
"Kenaikan tingkat suku bunga Fed kami kira akan cukup banyak, kami
melihat akan terjadi dua kenaikan pada tahun ini. Kenaikan tarif yang lebih tinggi akan cenderung menekan harga emas," kata Analis Ekonomi Oxford Daniel Smith.
Sementara harga perak turun 0,6 persen menjadi US$ 16,92 per ounce. Harga platinum kehilangan 0,5 persen menjadi US$ 937,25 per ounce dan paladium naik 0,95 persen menjadi US$ 750,75 per ounce.