Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan seluruh gerbang tol sudah menerapkan sistem pembayaran non-tunai di akhir 2017. Tujuan dari pelaksanaan kebijakan ini selain demi mendukung less cash society juga untuk mengurangi kemacetan di jalan tol yang bersumber dari transaksi di gerbang tol.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memandang rencana tersebut cukup bagus dan merupakan terobosan di jalan tol yang harus dilakukan dengan melihat semakin meningkatnya volume kendaraan.
"Logikanya, dengan adanya pelayanan non tunai itu justru meningkatkan pelayanan, bukan malah mengurangi pelayanan," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi kepada Liputan6.com, Selasa (14/3/2017).
Baca Juga
Tulus menilai, sistem pembayaran jalan tol yang saat ini diterapkan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dunia. Untuk itu, inovasi pembayaran demi mengurangi kemacetan sangat penting.
Hanya saja, dia mengingatkan, pemerintah harus memperhatikan beberapa hal dalam menerapkan kebijakan ini. Pertama, tetap menyediakan satu atau dua pintu tol yang bisa melayani transaksi tunai sebagai alternatif‎.
Kedua, peningkatan kualitas infrastruktur di masing-masing gerbang tol. "Misalnya proses isi ulang itu masih susah, lebih sering isi ulang di gate, ‎justru itu malah tambah menimbulkan kemacetan," tegas Tulus.
Pengelola jalan tol juga diminta meningkatkan jaringan supaya para pengguna tol bisa melakukan pengisian di tempat-tempat yang mudah ditemui sehari-hari.
Advertisement
Kepala BPJT Herry TZ sebelumnya mengungkapkan, pihaknya bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Bank Indonesia (BI), dan perbankan sedang bekerja mendukung gerakan nontunai yang diinisiasi BI. Salah satunya meningkatkan transaksi pembayaran nontunai alias elektronik di jalan tol.
"Kami ingin meningkatkan penetrasi penggunaan transaksi pembayaran nontunai atau elektronik di semua gerbang tol di seluruh Indonesia. Kita lagi bekerja untuk mewujudkan cashless society di jalan tol tahun ini," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Herry lebih jauh menjelaskan, saat ini penetrasi penggunaan transaksi pembayaran elektronik di gerbang tol baru mencapai 23 persen. Targetnya 100 persen di 2017. "Nanti akan meningkat, kan sekarang 23 persen, kemudian naik jadi 30 persen-40 persen. Harapannya bisa 100 persen di 2017," kata dia. (Yas/nrm)